Mohon tunggu...
Hafidh two
Hafidh two Mohon Tunggu... Editor - Seorang siswa di suatu SMA

saya adalah seorang railfans

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Impor Kereta Bekas

20 Maret 2023   10:17 Diperbarui: 20 Maret 2023   14:42 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kereta kok impor bekas?

Kereta api commuter adalah transportasi andalan masyarakat Jabodetabek. Hal ini dikarenakan kereta commuter itu murah, cepat, tepat waktu, aman dan nyaman. Untuk menunjang operasional, tentu diperlukan armada yang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah penumpang. Selain itu, armada yang digunakan harus dalam keadaan terawat dan layak. Biasanya armada kereta yang digunakan adalah kereta listrik bekas Jepang yang masih layak. namun belakangan ini, ada masalah karena banyak yang menentang impor kereta bekas.

Baru-baru ini, ada rencana impor kereta bekas untuk menggantikan armada kereta yang sudah tua dan sudah menginjak batas waktu penggunaan, alasan nya untuk menjaga kualitas layanan (kenyamanan dan keamanan). Rencana ini sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Tapi sayangnya rencana ini terkendala di Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Kemenperin berpendapat kalau kereta bisa diproduksi dalam negeri. Sambil menunggu produksi dalam negeri selesai, bisa melakukan retrofit di armada yang sudah ada.

Pihak yang setuju impor berpendapat bahwa impor bekas adalah pilihan yang paling sesuai, Karena jika memesan baru, pastinya membutuhkan waktu yang lebih lama. Adapun opsi retrofit, tapi retrofit atau “renovasi ulang” juga bermasalah karena kebanyakan kereta yang dipakai di Jabodetabek adalah kereta bekas Jepang, yang artinya suku cadang sudah langka dan tidak di produksi lagi. Selain itu, retrofit membutuhkan waktu paling tidak 6 bulan sampai 1 tahun, padahal belakangan ini jumlah penumpang mengalami kenaikan karena situasi yang kembali normal.

Sebenarnya kereta buatan dalam negeri sudah dipesan ke Industri Kereta api (INKA), tapi baru bisa jadi di tahun 2025. Itupun paling cepat karena kereta ini akan dibuat di workshop INKA Banyuwangi, padahal baru saja diresmikan dan belum siap untuk produksi. Sedangkan workshop yang berada di Madiun sudah penuh kapasitasnya untuk pesanan luar negeri. Selain waktu pengerjaan, harga kereta dalam negeri juga menjadi masalah, sekitar 5 kali impor bekas. Kalau harus menunggu tahun 2025, bisa jadi 200.000 penumpang terlantar, yang ujung-ujung nya mengakibatkan kemacetan karena banyak orang yang pindah ke transportasi pribadi. 

Intinya impor kereta bekas Jepang itu adalah cara terbaik dan termudah karena hanya untuk jangka pendek atau menggantikan saja. Jika ingin industri dalam negeri maju,  selanjutnya bisa pesan yang buatan dalam negeri. Impor harus segera dilakukan agar penumpang tidak terlantar. Jangan sampai membuat orang yang sudah terbiasa menggunakan transportasi  umum kembali ke transportasi pribadi yang kemungkinan besar akan mengakibatkan kemacetan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun