Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dahlan Iskan dan Mimpi Teja Ke Bulan

26 Februari 2013   04:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:41 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap hari senin mungkin menjadi hari yang ditunggu bagi penggemar Dahlan, karena dihari senin biasanya, cerita kemajuan-kemajuan BUMN atau keinovatifan bangsa termaktub kecil dalam blog Dahlan Iskan, rinciannya yang bernama manufacturing hope membuat kita sadar masih ada yang bisa kita banggakan sebagai bangsa.


Banyak cerita dan banyak haru yang ditulis Dahlan, cerita bagaimana pabrik gula yang remuk karena krisis moneter 98 ternyata mampu bangkit untuk menghasilkan laba, cerita tentang BUMN mengubah citra, dari "barang jualan" berbalik menjadi pembeli. Walaupun masih ada BUMN yang rugi dan target laba yang meleset, tapi cerita positif dan perjuangan BUMN menjadi mesin ekonomi sudah merupakan pencitraan terbaik.


Setiap cerita postif selalu terdapat serpihan negatif, mobil listrik yang berihwal baik justru menjadi bumerang yang menggerus otrokrasi Dahlan, seperti ada energi yang luar biasa yang ingin ditunjukkan Dahlan, namun dipertengahan jalan putra petir (para inovator) menjadi pecah, dan Dahlan tersandung kasus hak intelektual selanjutnya proyek mobil listrik stagnan. Ketika masalah berlalu sepertinya semangat Dahlan dalam inovasi mode transportasi, menguap dan membekas tak sesuai harapan.


Kedirgantaraan.


Untuk ide sensasional mungkin pak Dahlan harus berkaca bagaimana alm pak Harto mengembangkan ide kebanggaan nasionalnya, ketika bangsa Jepang sedang mencari jati diri sebagai bangsa otomotif terbesar, pak Harto sudah bermimpi mengangkasa, ya, pak Harto sudah bermimpi bagaimana pesawat dan satelit dikembangkan di nusantara. Pak Harto lebih suka melihat dari ketinggian, bukan mobil yang dipersonifikasikan terperangkap dalam gravitasi. Pak Harto panggil pulang pak Habibie untuk membangun IPTN dan pesawat nasional. Pak Harto juga mengantariksa dengan meluncurkan satelit Palapa walaupun bukan buatan Indonesia. Saat itu Palapa menjadi terobosan penting bagi dunia pertelekomunikasian di kawasan.


Satelit Lapan


Setelah era SKSD Palapa lewat, Telkom melanjutkan eksistensi satelit nusantara. Pada tahun 2005 Telkom mempunyai misi mengorbitkan satelit terbaru untuk peningkatan korespodensi telekomunikasi di Indonesia. Tak lupa dibawa beberapa orang Lapan untuk belajar ilmu kesatelitan di Rusia, agar berguna untuk proyek satelit nasional.


Naas satelit yang akan dibanggakan Telkom justru gagal mengorbit ke luar angkasa, disini bukan Telkom yang malu tapi pemerintah Rusia, pemegang eksplorasi Antariksa bersama Amerika Serikat. Satelit hilang dan Proton M dilarang oleh pemerintah Rusia.


Jauh berkilometer dari Rusia, tepatnya Indonesia atau tepatnya lagi Bogor, Lapan sukses mengembangkan roket RX 520 dan juga satelit navigasi, roket RX 520 sebagai cikal bakal rudal jarak jauh mampu mencapai 500 meter dan akan terus dikembangkan hingga akhirnya mampu membawa satelit buatan Lapan mengorbit diluar angkasa.


Ketika Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) punya target mendarat di asteroid dan Mars pada tahun 2025. Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga punya target dalam jangka waktu tersebut. "LAPAN punya target bisa meluncurkan satelit sendiri," kata Bambang Tejasukmana, Kepala LAPAN


"Peluncuran satelit ini adalah tahap awal. Setelah itu baru lunar program (misi ke Bulan), Mars dan yang lebih jauh," jelas Bambang usai seminar "Menyongsong 50 Tahun Kedirgantaaraan Nasional" yang diadakan di Puspiptek Serpong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun