Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Daun Terakhir

21 Desember 2017   14:00 Diperbarui: 21 Desember 2017   14:13 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini diambil dari VOA Special English yang telah saya edit dan diterjemahkan secara bebas.

Banyak artis tinggal di Greewich Village, New York. Dua orang wanita muda bernama Sue dan Johnsyberbagi studio apartmen di lantai paling atas dari gedung berlantai tiga. Nama asli Johnsyadalah Joanna.

Pada bulan Nopember yang dingin, sesuatu yang tak terlihat menyebar di kota ini. Sebuah penyakit, pneumonia namanya, menewaskan banyak orang. Johnsy berbaring di ranjangnya, tidak banyak bergerak. Dia melihat keluar melalui jendela kecil. Dia melihat bangunan terbuat dari bata di sebelah apartemennya.

Pagi itu seorang dokter memeriksa temparatur tubuh Johnsy. Kemudian dokter itu berbicara dengan Sue di kamar lain.

"Dia memiliki satu kesempatan, diantara sepuluh, katakanlah seperti itu" kata   dokter itu. "Dan itu adalah kesempatan dia untuk tetap hidup. Temanmu telah menganggap bahwa dia tak akan sembuh. Apakah ada sesuatu yang dipikirkan?"

"Dia -- dia ingin melukis teluk Napoli di Italia suatu hari nanti," kata Sue.

"Melukis?" kata dokter. "Omong kosong! Apakah ada di pikirannya yang selalu dia pikirkan -- seorang pria misalnya?"

"Seorang pria?" Sue balik bertanya. "Apakah seorang pria..-- tapi, tidak, dokter; tidak ada pikiran seperti itu."

"Saya akan lakukan apapun yang dapat dilakukan oleh ilmu kedokteran," kata   dokter itu. "Tetapi ketika seorang pasien mulai menghitung hari kematiannya, saya akan mengurangi limapuluh persen dari kekuatan penyembuhan."

Setelah dokter pergi, Sue kembali ke ruang kerjanya dan menangis. Kemudian dia kembali ke kamar Johnsy dengan papan lukisnya sambil bersiul.

Johnsy masih berbaring dengan wajahnya menghadap jendela. Sue berhenti bersiul, berpikir bahwa Johnsy telah tertidur. Dia mulai menggoreskan tintanya menggambar untuk sebuah di cerita di sebuah majalah. Para seniman muda harus bekerja dengan membuat gambar untuk kisah cerita di majalah-majalah. Sue mendengar suara pelan, diulang beberapa kali. Dia bergegas ke samping tempat tidur Johnsy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun