PADA Kamis (11/2) lalu, di pertemuan Bundestag (parlemen federal), Pemerintah Jerman melalui Kanselir Angela Merkel memutuskan untuk melanjutkan lockdown sampai 7 Maret. Sebelumnnya, lockdown di sana seharusnya selesai pada 14 Februari.
Dilansir dari dw.com, Merkel menyebut itu (perpanjangan lockdown) merupakan keputusan yang berat. Namun, harus diambil untuk mengendalikan penularan Covid-19 di Jerman.
Aturan ini diberlakukan karena meskipun jumlah infeksi secara keseluruhan di Jerman telah menurun, tetapi kekhawatiran tentang varian baru virus corona sedang meningkat.
"Kita harus sangat berhati-hati agar tidak terjebak dalam pertumbuhan (kasus Covid-19, Red) yang tinggi lagi," ujar Merkel.
Merujuk data dari Robert Koch Institute, lembaga yang berwenang menangani Covid-19 di Jerman, hingga pekan lalu, tingkat penularan berada pada angka 64,2 orang per 100 ribu orang di Jerman.Â
Angka itu sebenarnya sudah turun jauh dibandingkan pada 22 Desember 2020 yang mencapai 197,6 orang per 100 orang. Namun, pemerintah Jerman memang sangat berhati-hati dalam penanganan wabah ini.
Nah, perpanjangan lockdown di Jerman tersebut berdampak luas. Termasuk berdampak bagi para pebulutangkis top Indonesia. Mereka juga terkena dampak dari perpanjangan lockdown di Jerman tersebut.
PBSI Sudah Siapkan 'Skenario Manis' di German OpenÂ
Ceritanya, PBSI sudah mendaftarkan hampir semua pebulutangkis top Indonesia untuk tampil di German Open 2021. Rencananya, turnamen BWF Super 300 ini digelar pada 9-14 Maret 2021.
Dalam hal ini, tidak sulit untuk membaca alasan PBSI menurunkan mereka di German Open 2021.
Bahwa, German Open bisa menjadi 'batu loncatan' sebelum tampil di All England yang digelar sepekan kemudian (17-21 Maret). German Open jadi pemanasan. All England target utama.