Kali ini, Maguire dimainkan dengan bek asal Pantai Gading, Eric Bailly. Bukan Victor Lindelof yang disorot gerakannya lamban saat melawan Palace. Kiper Dean Henderson yang dipulangkan dari Sheffield United, juga dimainkan untuk kali pertama.
Sementara Nemanja Matic dan Fred dimainkan sebagai dua gelandang bertahan. Keduanya bermain penuh sampai akhir laga.
Yang menarik, Ole Solskjaer memasang Donny van de Beek sebagai "pemain nomor 10" di belakang penyerang. Pemain anyar asal Belanda ini mengisi posisi Bruno Fernandes. Dia dipasang dengan Juan Mata dan Jesse Lingard.
Sedangkan posisi penyerang tunggal dipercayakan kepada penyerang senior asal Nigeria, Odion Ighalo (31 tahun).
Dengan komposisi pemain seperti itu, MU ternyata kesulitan untuk menembus pertahanan Luton yang tampil disiplin. BBC Sport menulis permainan MU lambat dan kurang kreativitas untuk membuka pertahanan Luton Town.
"But for long periods of this game Manchester United looked distinctly off key. They were slow to pass and lacked the creativity to open up a disciplined Luton side," begitu tulis BBC Sports.
MU baru bisa mencetak gol di menit ke-44. Itupun dari titik penalti yang diambil oleh Juan Mata menyusul pelanggaran pemain Luton kepada Brandon Williams, bek kiri MU.
Setelah itu, MU kesulitan mendapatkan gol kedua yang bisa membuat pertandingan selesai lebih cepat. Malah Luton mendapat peluang emas yang diselamatkan susah payah oleh Henderson.
Merasa belum aman dengan hanya unggul satu gol, Solskjaer lantas memasukkan tiga pemain inti sekaligus di menti ke-78. Bruno Fernandes menggantikan van de Beek, Mason Greenwood mengisi posisi Juan Mata dan Marcus Rashford mengisi tempat Ighalo.
Kecepatan ketiganya membuat bek-bek Luton yang mulai kelelahan, semakin kewalahan. Di penghujung laga, Solskjaer baru bisa tenang ketika Rashford mencetak gol di menit ke-88 dan Greenwood menutup laga dengan golnya di menit ke-92.
Seusai laga, pelatih Luton, Nathan Jones menyebut timnya bermain gagah menghadapi tim sekelas Manchester United.