Neymar da Silva Santos Junior dan Paulo Coelho de Souza.
Keduanya orang Brazil. Satunya lahir di Sao Paulo, satunya lagi lahir di Rio de Janeiro. Satunya pesepak bola top. Dan satunya lagi penulis buku tenar.
Meski-meski sama orang Brasil, tetapi keduanya boleh jadi tidak saling kenal. Bukan hanya karena beda dunia, tetapi keduanya juga beda usia. Neymar kini berusia 28 tahun. Sementara Coelho sudha berusia 72 tahun.
Namun, meski mungkin tidak saling kenal, ada beberapa tulisan Coelho yang cocok untuk menggambarkan kisah karier Neymar di lapangan hijau.
Salah satunya tulisan Coelho di buku terkenalnya, The Alchemist. Coelho menulis begini :
"When we love, we always strive to become better than we are. When we strive to become better than we are, everything around us becomes better too".
Termasuk juga tulisan agak panjang Coelho di buku "Eleven Minutes". Bunyinya seperti ini :Â
"Everything tells me that I am about to make a wrong decision, but making mistakes is just part of life. What does the world want of me? Does it want me to take no risks, to go back to where I came from because I didn't have the courage to say "yes" to life?".
Dua petikan tulisan Coelho itu seolah menjadi ringkasan dari karier Neymar dalam beberapa tahun terakhir. Neymar yang dulu dikenal sebagai pemain bintang labil, kini telah berubah.
Malam (23/8) nanti, Neymar akan memimpin timnya, Paris Saint Germain (PSG) kala tampil di final Liga Champions menghadapi Bayern Munchen di Estadio do Sport Lisboa di Kota Benfica, Portugal.
Neymar menjadi sorotan hampir semua media di Eropa jelang laga final nanti. Dia dianggap menjadi kunci lolosnya PSG ke final untuk kali pertama.