Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Usai Vakum Lama, Siapkah Kita Tampil di Piala Thomas dan Uber 2020?

4 Agustus 2020   08:36 Diperbarui: 4 Agustus 2020   11:33 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Piala Thomas Indonesia menjadi unggulan utama di Piala Thomas 2020 yang digelar di Denmark pada 3-11 Oktober nanti. Tim Piala Thomas sudah tidak pernah lagi juara sejak 2002. Tahun ini menjadi peluang terbaik merujuk kualitas pemain yang merata di sektor ganda dan tunggal/Foto: badmintonindonesia.org

Rindu tim Indonesia juara Piala Thomas dan Piala Uber

Pada akhirnya, lama tidak tampil di pertandingan sesungguhnya, lantas langsung di kejuaraan beregu yang penuh gengsi dan tensi, memang bukan persiapan ideal.

Namun, siap atau tidak siap, pemain-pemain Indonesia harus siap tampil maksimal dengan situasi yang ada. Toh, bukan hanya pemain-pemain Indonesia yang merasakan kevakuman turnamen selama berbulan-bulan.

Semua pemain dari negara peserta Piala Thomas dan Piala Uber juga merasakan hal yang sama dengan yang dialami pemain-pemain Indonesia. Maksudnya, pemain-pemain di luar Indonesia juga tidak pernah tampil di turnamen resmi.

Ketika Piala Thomas dan Piala Uber 2020 nanti dimulai, para pecinta bulutangkis di tanah air pun pastinya hanya punya satu harapan. Kita berharap, tim Indonesia bisa membawa pulang pialanya.

Apalagi, sudah terlalu lama, Piala Thomas tidak 'pulang' ke Indonesia. Meski berstatus sebagai tim peraih Piala Thomas terbanyak (13 kali juara), tetapi kali terakhir Indonesia juara pada tahun 2002 alias 18 tahun silam.

Kala itu, Tim Piala Thomas Indonesia yang sempat tertinggal 1-2, akhirnya menang dramatis 3-2 atas tim Malaysia lewat kemenangan menentukan Hendrawan atas Roslin Hashim di pertandingan kelima.

Bagaimana dengan Piala Uber?

Indonesia malah lebih lama "puasa gelar". Tim putri Indonesia kali terakhir juara pada edisi 1996. Kala itu, tim putri Indonesia masih berstatus 'the dream team'. Tim putri China masih belum ada apa-apanya.

Faktanya, tim putri Indonesia yang kala itu bermaterikan pemain-pemain seperti Susi Susanty, Eliz Nathaniel/Zelin Resiana, Mia Audina, Finarsih/Lili Tampi dan Meluawati, bisa menang telak 4-1 atas China di final.

Padahal, tim putri China kala itu juga diperkuat pemain top macam Ye Zhaoying, Wang Chen, dan juga Zhang Ning yang merupakan andalan di sektor tunggal, serta ratu ganda putri dunia saat itu, Ge Fei/Gu Jun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun