Apakah sampean (Anda) tipikal orang bersumbu pendek yang mudah marah? Ataukah sampean orang yang bisa tetap kalem meski situasi memaksa untuk marah-marah?
Menurut saya, seseorang menjadi mudah marah atau sebaliknya, sebenarnya bukan tentang bawaan lahir. Bahwa orang itu suka marah atau sangat sabar sejak kecil, lantas terbawa hingga mereka berumur. Bukan seperti itu.
Nah, ada banyak situasi sehari-hari yang mungkin tidak terduga terjadi, lantas menguji kesabaran seseorang dalam bersikap menghadapi situasi tersebut. Ada kalanya, seseorang marah-marah hanya karena urusan "receh". Remeh temeh.
Semisal pagi tadi berangkat menuju tempat kerja kemudian mampir ke SPBU untuk mengisi bahan bakar kendaraan. Pagi di awal pekan, biasanya antrean di SPBU lumayan panjang karena ada banyak orang melakukan hal yang sama.
Maunya cepat, tapi malah antre lama menunggu giliran. Tapi bila tidak mau antre, khawatirnya motor kehabisan bahan bakar. Pilih mana?
Sebenarnya, mengantre itu urusan receh. Mudah menjalaninya. Namun, karena merasa terburu-buru ingin segera sampai di tempat kerja, maka antre dianggap sebagai masalah yang serius.
Hanya karena antrean yang panjang jadi mengomel. Marah-marah. Belum lagi bila ada orang yang mendadak menyerobot antrean atau pelayanan petugas SPBUnya dinilai kurang sigap.Â
Jadinya malah menyalahkan orang lain. Padahal, bila mau berangkat kerja lebih pagi, tentu urusan mengantre di SPBU tidak jadi soal karena tidak terburu-buru.
Jaringan internet terganggu, sekolah daring pun ikut terganggu
Salah satu situasi yang juga membuat orang mudah marah adalah ketika mereka menyampaikan keluhan/komplain perihal layanan instansi, lembaga ataupun yang berkaitan dengan urusan di rumah.
Ambil contoh ketika air berlangganan di rumah mendadak mampet tanpa adanya pemberitahuan terlebih dulu, atau semisal air yang keluar ternyata keruh seperti air kopi.