Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seperti Ronaldo, Move On itu Semudah Makna Lagu "Let It Be"

5 Juli 2020   11:26 Diperbarui: 6 Juli 2020   22:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo melupakan kegagalan di final Coppa Italia dengan terus mencetak gol di empat pertandingan terkini Juventus. Dini hari tadi, dia mencetak gol free kick saat Juve menang 4-1 atas Torino di pekan ke-30 Liga Italia. Foto: Tempo/Reuters/Jennifer Lorenzini

Di usianya yang kini sudah 35 tahun, ada banyak lembaran manis yang telah tertulis dalam karier sepak bola Cristiano Ronaldo. Bahkan, karena saking banyaknya, rasanya tidak cukup satu dua lembar untuk menuliskannya.

Namun, sehebat apapun karier Ronaldo, dia juga pernah merasakan nestapa. Ronaldo pernah merasakan, sepak bola tak selalu memberinya kenangan manis. Sepak bola pun pernah membuatnya menangis. Sejak ia masih belia, hingga kini di usianya yang sudah senja.

Di usia 19 tahun, Ronaldo pernah merasakan betapa sedihnya kalah di final turnamen besar. Dia ikut menjadi bagian Timnas Portugal ketika kalah dari Yunani di final Piala Eropa 2004. Tragisnya, kekalahan itu terjadi di rumah sendiri. Ketika Portugal jadi tuan rumah.

Di musim terakhirnya bersama Manchester United di tahun 2009 silam sebelum pindah ke Real Madrid, Ronaldo juga merasakan getirnya kalah di final Liga Champions. Ketika Manchester United dikalahkan Barcelona 0-2 di Kota Roma.

Ronaldo sempat jadi sasaran perundungan

Pun, kini, di usianya yang sudah memasuki "usia pensiun kebanyakan pesepak bola", Ronaldo juga masih merasakan betapa menyakitkannya kalah di final dan melihat tim lawan mengangkat piala.

Itu terjadi pada 18 Juni lalu. Ketika Juventus kalah adu penalti 2-4 (0-0) dari Napoli di final Coppa Italia. Ironisnya, Ronaldo yang siapkan sebagai penendang penalti kelima, justru tidak ikut menendang. Sebab, sebelum gilirannya tiba, adu penalti sudah berakhir. Juve kalah.

Sepekan sebelumnya, Ronaldo juga jadi sorotan. Dia juga jadi olok-olokan di media ketika gagal memasukkan bola dari titik penalti saat Juve menghadapi AC Milan di semifinal yang berakhir 0-0. Sepakannya membentur tiang gawang. Untung saja, Juve masih lolos ke final karena kemenangan agregat.

Namun, laga di Coppa Italia itu membuat Ronaldo lantas di-bully di media. Termasuk oleh penggila bola di Indonesia. Ada banyak komentar nyinyir yang bahkan melecehkan Ronaldo di media sosial.

Malah, mantan penyerang Timnas Italia, Luca Toni dalam wawancara dengan Rai Uno yang dikutip Football Italia, menyebut Ronaldo tidak bisa men-dribble bola di laga melawan Napoli.

"The Portuguese is in difficulty physically and he can't even dribble a man." Begitu kata Toni seperti dikutip dari football-italia.net.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun