Akan ada banyak yang berbeda dari puasa Ramadan tahun ini. Bukan hanya dalam hal aktivitas beribadah yang oleh pemerintah, kita diimbau untuk melaksanakannya dari rumah.
Baik ibadah sholat fardhu, sholat tarawih, hingga tadaruz Al Quran. Termasuk untuk mendapatkan 'asupan ketakwaan' yang biasanya rutin disampaikan di sela Tarawih, kali ini juga dari rumah lewat kajian daring. Â
Hal lain yang juga akan berbeda adalah tradisi buka puasa bersama yang menjadi aktivitas rutin saban datangnya bulan Ramadan. Tahun ini, kita diimbau untuk berbuka puasa di rumah. Termasuk juga aktivitas sahur on the road.
Semuanya dilakukan dari rumah sebagai upaya memutus laju persebaran coronavirus disease (Covid-19). Singkat kata, semakin sedikit mobilitas, ruang gerak virus untuk berpindah juga semakin kecil. Karena pergerakan virus bergantung pergerakan manusia.
Nah, selain aktivitas ibadah dan tradisi, hal yang berbeda dari Ramadan kali ini adalah tidak adanya "Samber THR Kompasiana". Dalam dua edisi Ramadan terakhir, Samber THR selalu menemani puasa para Kompasianer. Dari awal, hingga Lebaran.
Sekadar informasi bagi yang mungkin belum tahu, Samber THR adalah program menulis atau lebih tepatnya, tantangan menulis selama bulan Ramadan yang diberikan para petinggi Kompasiana kepada warganya.
Bagi yang berpartisipasi, selama sebulan, kita diwajibkan menulis tema yang berbeda setiap harinya. Tema ditentukan oleh panitia lomba. Tahun lalu, malah bukan hanya menulis, para peserta juga diharuskan membuat reportase video plus narasi.
Tahun lalu, pada dua hari jelang Ramdan seperti sekarang, kita sudah harus membuat tulisan sesuai tema yang ditentukan. Panitia juga sudah memberi daftar tema untuk hari-hari dalam sepekan ke depan. Â
Tentu saja, dengan keharusan menulis selama satu bulan penuh, bahkan lebih, ada THR yang disiapkan untuk para pemenang. Lha wong menulis lomba yang mengirim satu artikel saja ada hadiahnya. Sampean (Anda) mungkin masih ingat, tahun lalu, hadiah utama Samber THR berupa sepeda motor. Ada pula kamera dan uang tunai. Â
Kenangan keseruan mengikuti Samber THR
Pengalaman mengikuti Samber THR dalam dua tahun beruntun, menyisakan berbagai macam cerita. Bahwa, tidak mudah menulis beruntun selama sebulan dengan tema dari mulai ibadah, sosial budaya, ekonomi, serba-serbi Ramadan, hingga membuat cerpen.