Chelsea yang Dulu Bukanlah yang Sekarang
Namun, itu cerita dulu. Sudah hampir sewindu (delapan tahun) berlalu. Sekarang, ceritanya sudah sedikit berbeda. Bayern masih tim yang kuat. Mereka masih menjadi salah satu kandidat juara di Eropa.
Sementara Chelsea kini berisikan banyak pemain muda yang minim pengalaman tampil di Liga Champions. Karenanya, tidak mengherankan bila Bayern kali ini bisa menang besar di markas Chelsea.
Meski sebenarnya, Chelsea tidak inferior di kaki-kaki pemain Bayern. Terlebih di babak pertama. Ya, pertandingan tadi pagi sebenarnya menarik ditonton sejak menit awal.
Chelsea dengan skema bermain 3-4-2-1 dan Bayern dengan skema 4-2-3-1, saling serang dan bergantian menciptakan peluang. Namun, tidak ada gol di babak pertama.
Di babak kedua, Bayern langsung mencetak dua gol hanya dalam 4 menit. Penyerang sayap Bayern berusia 24 tahun, Serge Gnabry mencetak gol di menit ke-51 dan 54. Keduanya meneruskan umpan Robert Lewandowski.
Di menit ke-76, giliran Lewandowski mencetak gol usai meneruskan umpan terukur pemain belia kelahiran Liberia yang kini berkewarganegaraan Kanada, Alphonso Davies (19 tahun).
Data statistik pertandingan yang dilansir Soccerway memang menunjukkan Bayern layak menang. Bayern mendominasi permainan dengan penguasaan bola sebesar 63 persen. Lantas melakukan upaya ke gawang lawan sebanyak 11 kali berbanding 10 kali yang dilakukan Chelsea.
Dan, menang dengan skor 3-0 di kandang lawan dalam sistem pertandingan home and away, membuat Bayern bisa dibilang sudah melangkahkan satu kaki ke babak berikutnya.
Cerita Manis Bayern Munchen London
Kemenangan Bayern di markas Chelsea pagi tadi menambah deret panjang cerita manis Bayern kala bermain di London. Ya, London seolah menjadi 'rumah kedua' bagi Bayern yang sudah lima kali juara Liga Champions.