Bahkan, gol kemenangan Barca yang dicetak Messi saat melawan Granada, diulas habis-habisan oleh media Spanyol. Media mengulas tentang bagaimana pergerakan pemain-pemain Barca dan juga operan yang dilakukan sebelum terciptanya gol tersebut.
Di dua pertandingan itu, Setien yang mengusung formasi tidak biasa diterapkan tim-tim lainnya, yakni 3-1-4-2, membawa Barcelona selalu dominan dalam penguasaan bola. Bahkan sangat dominan.
Ketika menghadapi Granada, data game stats yang dilansir Soccerway menunjukkan, Barcelona unggul 74 persen dalam penguasaan bola. Lalu ketika menghadapi Ibiza, Barca meski menyimpan beberapa pemain intinya, unggul penguasaan bola 78 persen. Luar biasa.
Pun, ketika kalah dari Valencia dini hari tadi, Barca mendominasi permainan. Barca unggul dalam penguasaan bola. Filosofi permainan Tiki-Taka yang ingin diterapkan Setien, berjalan sesuai rencana. Barcelona mendominasi Valencia di kandangnya sendiri.
Faktanya, data statistik yang dilansir situs Soccerway menunjukkan, dominasi Barcelona dalam penguasaan bola mencapai 73,6 persen. Berbanding 26,4 persen milik Valencia seperti dikutip dari soccerway.com. Sangat jauh.
Namun, hasil akhir pertandingan menunjukkan, bahwa mengandalkan tiki-taka saja ternyata tidak cukup bila Setien ingin membawa Barcelona menangan dam kembali berjaya di Spanyol dan Eropa.
Ya, kekalahan di Mestalla itu sejatinya menjadi pelajaran bagi Setien dan Barcelona. Bahwa, dalam kompetisi seketat Liga Spanyol, Â ada yang lebih penting ketimbang hanya penguasaan bola.
Sebab, buat apa sebuah tim mendominasi permainan bila ternyata di akhir pertandingan malah kalah. Lha wong bertanding di liga itu tujuannya mencetak gol. Bukan menguasai permainan.
Bagaimanapun, penguasaan bola itu hanya salah satu cara bila ingin meraih kemenangan. Tujuan akhirnya ya menang. Mencari 3 poin. Bukan hanya menang di statistik penguasaan bola. Â Â
Dan, dari tiga pertandingan Barca bersama Setien, jelas terlihat bahwa Barcelona masih bermasalah dengan penyelesaian akhir. Menguasai permainan, tapi masih lemah dalam menuntaskan skema serangan.
Mari kita lihat faktanya. Ketika menghadapi Granada, Barcelona total membuat 15 kali percobaan ke gawang. Enam tendangan tepat mengarah ke gawang. Sembilan tendangan melebar. Namun, hanya satu gol yang tercipta.