Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Babak Belur di Malaysia Masters, Ayo Move On di Indonesia Masters

13 Januari 2020   06:41 Diperbarui: 13 Januari 2020   06:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan (kanan) dan Mohammad Ahsan, terhenti di semifinal Malaysia Masters 2020. Mereka ingin tampil lebih bagus di Indonesia Masters 2020 yang dimulai Selasa (14/1) besok/Foto: badmintonindonesia.org

Turnamen bulu tangkis Malaysia Masters 2020 berakhir Minggu (12/1) kemarin. Lima juara dari masing-masing sektor (tunggal putra/putri, ganda putra/putri, dan ganda campuran) sudah naik podium juara.

Namun, laga final turnamen BWF World Tour level Super 500 ini kurang menarik bagi pecinta bulu tangkis Indonesia. Meski, final disiarkan langsung oleh stasiun televisi. Pasalnya, tidak ada satu pun wakil Indonesia yang tampil di babak final. Kalaupun ada yang mengikuti hanyalah mereka yang memang 'cinta mati' dengan bulu tangkis.

Ya, tidak ada satupun pemain-pemain Indonesia yang tampil di final Malaysia Masters 2020. Semuanya 'bertumbangan'. Sempat ada asa pada empat pasangan ganda yang berpeluang ke fimal. Bahkan, berkesempatan menciptakan "all Indonesian final" di ganda putra. Apa daya, semuanya terhenti di semifinal.

Ini pencapaian terburuk pemain-pemain Indonesia di Malaysia Masters sejak 2015. Sebelumnya, dalam empat tahun terakhir, Indonesia selalu bisa juara lewat ganda putra. Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya juara pada 2016 dan 2019, Berry Angriawan dan Hardianto juara pada 2017 dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juara di tahun 2018.

Bahkan, hasil ini lebih buruk dari tahun 2015 ketika kali terakhir Indonesia gagal meraih gelar. Kala itu, Indonesia masih punya satu wakil di final lewat pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto.

Mengapa pemain-pemain Indonesia "babak belur" di Malaysia Masters 2020?
Padahal, Indonesia melalui Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menurunkan pemain-pemain terbaik dari semua sektor di turnamen ini. Tujuannya jelas, agar pemain bisa mengawali 2020 dengan hasil bagus. Dan itu akan menjadi  momentum bagus menuju Olimpiade.

Tapi, apa daya. Harapan ternyata tak sejalan dengan yang terjadi di lapangan. Sebenarnya, apa yang membuat pemain-pemain Indonesia 'babak belur' di Kuala Lumpur?

Saya tidak tertarik dengan kemungkinan adanya 'kutukan', sial, ataupun kurang beruntung sebagai penyebab kegagalan pemain-pemain Indonesia. Sebab, bila seperti itu, kegagalan ini akan dianggap wajar saja.

Saya lebih tertarik menyoroti kegagalan pemain-pemain Pelatnas di Malaysia Masters 2020 dikarenakan dua faktor. Dua faktor yang seharusnya menjadi bahan evaluasi.

Faktor pertama, banyak pemain Indonesia yang tampil tidak dalam form terbaiknya. Saya tidak tahu apakah mereka 'lambat panas' karena baru di awal tahun. Karena memang, ini turnamen perdana di tahun 2020.

Tetapi, seharusnya, dengan sebelumnya mendapatkan libur akhir tahun, pemain-pemain bisa tampil segar di Kuala Lumpur. Karena tampil segar, seharusnya mereka bisa menampilkan penampilan terbaiknya.
 
Yang terjadi, beberapa pemain andalan yang diharapkan meraih hasil bagus, malah langsung rontok di babak pertama. Di luar dugaan, mereka kalah dari pemain-pemain yang tidak masuk daftar unggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun