Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga 1 Indonesia dan "Lagu Lama" Perburuan Gelar Pencetak Gol Terbanyak

8 Oktober 2019   17:19 Diperbarui: 9 Oktober 2019   10:21 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain asing Persela Lamongan, Alex dos Santos kini memimpin daftar top skor Liga 1/Foto: bola.kompas.com

Tentu saja, Beto bisa dianggap sebagai penyerang "dalam negeri". Karena memang, penyerang kelahiran Brasil ini sudah dinaturalisasi dan bahkan menjadi andalan Timnas Indonesia. Namun, bagaimana dengan nama-nama lokal.

Sejauh ini, penyerang lokal Indonesia yang paling ganas adalah Titus Bonai (Persipura) dengan 11 gol. Lalu ada Lerby Eliandry (Borneo) dengan 8 gol. Di bawahnya ada Irfan Jaya (Persebaya), Wawan Febrianto (PS Tira) dan Dedik Setiawan (Arema).

Merujuk pada komposisi tersebut, gelar top skor Liga 1 musim ini sangat mungkin akan kembali direbut oleh penyerang asing. Sepertinya sulit mengulang momen tahun 2013 silam ketika penyerang lokal bisa menggungguli para penyerang impor.

Ya, kali terakhir penyerang Indonesia menjadi top skor kompetisi sepak bola level tertinggi di Indonesia, terjadi pada tahun 2013. Kala itu, Boaz Solossa (Persipura), jadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. Bahkan, Boaz juga jadi pemain terbaik di tahun itu. 

Sebelumnya, penyerang kelahiran Sorong ini juga menjadi top skor di tahun 2011 (22 gol) dan 2009 bersama Christian Gonzalez (28 gol). 

Sebenarnya, mengapa untuk urusan banyak-banyakan mengumpulkan gol ini, penyerang asing mengungguli penyerang lokal?

Alasan paling masuk akal, karena penyerang asing memang mendapatkan peran penting ketimbang pemain lokal. Ada banyak tim di Liga 1 yang lebih memilih dan percaya pemain impor sebagai pemburu gol. 

Sementara klub-klub yang mengandalkan penyerang lokal sebagai targetman, bisa dihitung dengan jari. Salah satunya Persipura.

Padahal, kita punya beberapa nama penyerang lokal yang garang. Sebut saja Titus Bonai, Lerby, Dedik, Patrich Wanggai (Kalteng Putra), dan Ferdinan Sinaga (PSM).

Dominasi penyerang asing ini bak dua keping mata uang. Di satu sisi, hadirnya mereka tentunya bagus untuk transfer ilmu. Penyerang lokal diharapkan bisa menyerap ilmu dari mereka. Semisal bagaimana lepas dari kawalan lawan, menyiasati jebakan offside ataupun memaksimalkan peluang yang didapat, termasuk juga etos kerja mereka.

Namun, keberadaan mereka tentunya berdampak pada Timnas Indonesia. Ketika banyak tim lebih memilih memainkan penyerang lokal, timnas jadi tidak punya banyak pilihan di lini depan. Padahal, selain nama-nama penyerang lokal yang selama ini sudah terkenal, kita tentunya berharap muncul nama-nama baru yang punya potensi hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun