Tidak berlebihan bila mengibaratkan gelaran turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019 bak sebuah gunung. Bahwa pemain-pemain yang tampil, harus mendaki setapak demi setapak, dari kaki gunung (putaran pertama), melintasi lereng-lereng, hingga akhirnya bisa mencapai puncak (babak final).
Tentu saja, namanya mendaki gunung, perjalanan tidak seperti melintasi jalur tol yang mulus tanpa hambatan. Terkadang, pendaki harus melewati jalan terjal, terkadang melewati hamparan hutan.
Nah, dalam pengandaian mendaki gunung tersebut, pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia rupanya langsung melalui jalan yang berbatu. Ya, dari hasil yang dicapai beberapa pebulutangkis Indonesia di hari pertama Indonesia Open 2019, Selasa (16/7) kemarin, mudah untuk menyebut bahwa Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan mendapatkan awal yang terjal.
Dari 10 pemain Indonesia yang mengawali penampilan di hari pertama turnamen BWF World Tour Super 1000 ini, ada enam pemain yang berhasil lolos ke putaran II. Sementara empat pemain langsung tereliminasi. Salah satunya bahkan merupakan pemain unggulan yang secara mengejutkan dikalahkan pemain bukan unggulan.
Bahkan, dari enam pemain pemain Indonesia yang berhasil melaju ke putaran kedua, beberapa di antaranya harus berpeluh keringat demi bisa meraih kemenangan. Dan memang, tidak ada pertandingan mudah di turnamen level Super 1000 yang merupakan level tertinggi BWF World Tour.
Dua tunggal putra Indonesia langsung mendapat perlawanan ketat
Potret awal terjal bagi pemain Indonesia terlihat dalam perjuangan dua tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Di putaran pertama, Jonatan dan Ginting sejatinya mendapatkan "drawing menyenangkan". Sebab, mereka tidak bertemu pemain unggulan.
Jonatan yang menjadi unggulan 6, bertemu pemain Denmark, Rasmus Gemke. Sementara Ginting yang menjadi unggulan 7, bertemu pemain muda Tiongkok, Lu Guang Zu. Yang terjadi, keduanya mendapatkan perlawanan ketat.
Jojo--panggilan Jonatan yang bermain lebih dulu, mampu mengawali game pertama dengan manis. Dia berhasil menang 21-17. Namun, di game kedua, Gemke (22 tahun) tak mau menyerah begitu saja. Gemke bahkan sempat mencapai game poin lebih dulu 20-18. Di sinilah, Jonatan mendapatkan ujian sebenarnya.
Yang terjadi, Jojo rupanya enggan memperpanjang pertandingan hingga game ketiga. Pemain yang bulan lalu jadi juara di Australia Open 2019 ini mampu menyamakan poin menjadi 20-20. Dia lantas bermain tenang dalam adu setting poin hingga akhirnya menang 24-22. Jojo butuh waktu 58 menit untuk menang.
Menariknya, di putaran kedua Jonatan akan kembali bertemu pemain Denmark, yakni Hans Kristian Vittinghus yang merupakan senior Gemke. Kemarin, pemain 33 tahun ini mengalahkan pemain Taiwan, Wang Tzu-wei.