Filsuf Yunani Kuno, Herakleitos yang memiliki ketertarikan untuk secara khusus membahas perubahan, pernah berujar begini. "Panta rhei kai uden menei". Maknanya kurang lebih, semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap.
Seperti analogi air sungai, Herakleitos mengandaikan bahwa dalam hidup ini, kita tidak akan turun ke aliran sungai yang sama. Sebab, air sungai yang mengalir saat ini tentu berbeda dengan air sungai yang mengalir beberapa menit kemudian.
Bahwa, cerita hidup hari ini, bisa sangat berbeda dengan hari sebelumnya. Tidak sama. Karenanya, penting untuk melupakan masa lalu dan mencoba membuat cerita baru yang lebih menyenangkan. Kiranya begitu pesan dari analogi Herakleitos itu.
Pesan semangat untuk berubah menjadi lebih baik itu yang agaknya menjadi inspirasi bagi Timnas Brasil dalam menghadapi Peru di pertandingan terakhir fase Grup A Copa America 2019, Minggu (23/6) dini hari tadi.
Brasil ingin merasakan 'aliran sungai' yang berbeda dibandingkan ketika mereka menghadapi Venezuela di pertandingan kedua Grup A pada Rabu (19/6). Saat menghadapi Venezuala, Brasil sungguh bernasib apes. Bayangkan, Brasil mampu mencetak tiga gol. Namun, tiga gol itu semuanya dianulir. Pada akhirnya, Dani Alves dan kawan-kawan harus puas hanya bermain 0-0.Â
Nah, melawan Peru, Brasil ingin berubah. Pelatih Brasil, Tite juga membuat perubahan dibandingkan tim ketika melawan Venezuela. Utamanya di lini serang. Tite mencadangkan David Neres dan Richarlison lantas memasukkan Everton serta Gabriel Jesus untuk menemani Philippe Coutinho di lini penyerangan.
Memang, Tite tetap memainkan skema main 4-2-3-1. Alisson tetap menjaga gawang. Kuarter pertahanan juga tetap diisi Dani Alves, Marquinhos, Thiago Silva dan Filipe Luis. Dua gelandang bertahan juga tetap diisi Arthur dan Casemiro. Lalu, penyerang Liverpool, Roberto Firmino juga tetap menjadi 'targetman'.
Memang, Brasil sempat tertekan di awal-awal pertandingan. Peru yang butuh menang untuk memastikan lolos langsung ke babak perempat final, beberapa kali memenangi perebutan bola di lini tengah dan menghasilkan peluang.
Namun, sedikit perubahan di lini serang itu rupanya membuat Brasil tampil lebih kalem. Setelah 10 menit, dengan lini pertahanan tampil solid, lini serang Brasil mulai berbalik menekan. Gol sundulan Casemiro di menit ke-12 yang bermula dari sepak pojok, membuat Brasil berbalik menguasai pertandingan.
Gol pembuka dari Casemiro itu tidak hanya membuat pemain-pemain Brasil semakin bersemangat bermain di depan suporternya sendiri. Lebih dari itu, gol itu membuat pemain-pemain Peru berada dalam tekanan.
Tujuh menit berselang, kiper Peru, Gallese Quiroz, membuat kesalahan fatal. Karena menguasai bola terlalu lama, sepakannya membentur badan Firmino. Bola lantas berbalik arah ke gawang, menghantam mistar dan lantas kembali ke Firmino. Dengan tenang, Firmino mengecoh Gallese lantas mencetak dengan cara 'nyelenehnya', menendang bola tanpa melihat ke gawang.