Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menengok Jejak Digdaya Klub Inggris di Kompetisi Eropa

10 Mei 2019   10:40 Diperbarui: 11 Mei 2019   05:43 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsenal akan melawan Chelsea di final Europa League 2019/Foto: Twitter Europa League

Teka-teki siapa empat tim yang akan tampil di final dua kompetisi Eropa: Liga Champions dan Europa League, di musim 2018/19 ini, akhirnya terjawab. Untuk pertama kali sepanjang sejarah, kita akan disuguhi dua final kompetisi Eropa "rasa Liga Inggris". Ya, final Liga Champions dan Europa League musim ini akan bertemakan "All English Final".

Kemarin, Tottenham Hotspur memastikan akan menghadapi Liverpool di panggung final Liga Champions di Madrid pada 1 Juni mendatang usai mengeliminasi tim Belanda, Ajax Amsterdam di semifinal. Dan Jumat (10/5) dini hari tadi, giliran dua tim asal London, Arsenal dan Chelsea yang mengukir kisah serupa. 

Sesuai prediksi banyak orang, tentunya dengan memperhatikan hasil di semifinal pertama, Arsenal dan Chelsea berhasil lolos ke final Europa League. Dua tim tetangga ini akan saling jegal untuk memperebutkan trofi di Baku, Azerbaijan pada 29 Mei mendatang.

Arsenal digdaya di Spanyol, Chelsea deg-degan di rumahnya sendiri
Arsenal yang bertamu ke Spanyol dengan bekal kemenangan 3-1 di leg pertama, mampu mendominasi tuan rumah Valencia di kandangnya.

Valencia yang harus menang dua gol tanpa balas bila ingin lolos ke final, sempat percaya diri bisa melakukan come back saat Kevin Gameiro membawa mereka unggul cepat di menit ke-11.

Namun, gol Pierre Emerick Aubameyang di menit ke-17 dan Alexandre Lacazette di menit ke-50, membuat tuan rumah serasa menjalani misi mustahil. Di titik ini, Arsenal sementara unggul agregat 5-1. Dengan 40 menit tersisa, Valencia harus mencetak 5 gol bila ingin ke final. 

Gameiro sempat menyamakan skor di menit ke-58. Namun, gol Aubameyang di menit ke-69 lantas hat-tricknya di menit ke-88, membuat game berakhir lebih cepat. Arsenal ke final dengan keunggulan agregat 7-3

Bila Arsenal digdaya di Spanyol, Chelsea harus melakoni ketegangan selama 120 menit lebih di rumahnya sendiri untuk memastikan tiket ke final. Menjamu tim Jerman, Eintracht Frankfurt, Chelsea hanya mampu bermain 1-1 hingga masa normal. Gol Loftus-Cheek di menit ke-28, disamakan Luka Jovic di menit ke-49.

Skor itu sama dengan hasil di laga semifinal pertama di Jerman tengah pekan lalu. Artinya, laga dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Tidak ada gol, adu penalti pun jadi penentu. Kali ini tanpa 'drama' ngambeknya Kepa Arizabalaga yang tidak mau diganti seperti beberapa waktu lalu.

Chelsea sempat tertinggal 1-3 ketika Azpiliueta sebagai eksekutor kedua penalti gagal. Namun, dua penendang terakhir Frankfurt malah gagal. Kepa berhasil memblok. Lantas, berturut-turut tiga penendang Chelsea, Jorginho, David Luiz dan Eden Hazard berhasil menuntaskan tugas mereka. Chelsea pun unggul adu penalti 4-3 dan lolos ke final.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun