Sementara PSG mengalami kebalikan dari apa yang dialami oleh MU. Ketika pengundian dulu, PSG tampil super hebat. Dari 16 pertandingan di Ligue 1 Prancis, PSG tak terkalahkan dengan meriah 14 kemenangan dan dua kali imbang. PSG juga memuncaki klasemen penyisihan grup Liga Champions dengan mengungguli Liverpool dan Napoli.
Memang, hingga kini, PSG tetap tampil digdaya di Liga Prancis. Dari 22 laga, mereka baru kalah sekali. PSG datang ke Old Trafford dengan membawa bekal kemenangan 1-0 atas Girondins Bordeaux di pekan ke-22 Ligue 1 Prancis, Sabtu (9/2). Hasil itu membuat PSG semakin kokoh memimpin klasemen dengan keunggulan 10 poin dari peringkat kedua, Lille.
Namun, yang berbeda, PSG tidak akan tampil dengan kekuatan terbaiknya. Tidak berlebihan bila menyebut mereka kini 'pincang'. Utamanya di lini depan. Setelah Neymar dipastikan out karena cedera, PSG juga harus mengikhlaskan Edinson Cavani tidak tampil di Old Trafford. Penyerang asal Uruguay ini cedera di Liga Prancis pada akhir pekan kemarin. Cavani hanya bermain di babak pertama saat melawan Bordeauex. Plus, pemain Timnas Belgia Thoma Meunier juga absen karena cedera.
Meski begitu, Tuchel menyebut PSG tidak akan mengubah strategi timnya. Dia menyebut PSG akan tetap bermain menyerang meski tanpa Neymar dan Cavani di Old Trafford. PSG masih punya Kylian Mbappe, Julian Draxler dan Angel Di Maria yang merupakan mantan pemain MU.
"Tentu saja kami akan merindukan beberapa pemain utama dan kunci penyerangan. Namun, kami tidak akan mengubah identitas klub. Kami punya tradisi bermain menyerang. Dengan cara itulah kami akan bermain," ujar Tuchel.
Tanpa Neymar dan Cavani, rasanya sulit membayangkan PSG bisa tampil ganas di Old Trafford melawan MU yang nyaris full team dan tengah on fire. Bayangan warganet setelah drawing pertengahan Desember dulu, rasanya kini sudah berbalik. MU kini bukan lagi pesakitan. Justru, mereka kini unggulan. Ah, roda kehidupan memang berputar, termasuk di sepak bola. Salam.