Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

"Skor-skor Sadis" Bermunculan di India Open 2018

2 Februari 2018   08:44 Diperbarui: 2 Februari 2018   18:52 3854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii/Apriani Rahayu menang dengan skor sadis di round 1 India Open/Foto: http://sport.analisadaily.com

Sejak kapan pertandingan bulu tangkis menjadi sadis? Bulu tangkis bukan seperti olahraga futsal yang acapkali terjadi skor-skor mencolok mata karena jumlah gol yang dicetak tim pemenang, terpaut jauh dengan tim yang kalah. Bulu tangkis--utamanya di turnamen level Super500 (setara Super Series)---lekat dengan identitas olahraga yang ketat. Tidak jarang terjadi kejar-kejaran poin yang berujung pada penentuan pemenang harus melalui rubber game (game ketiga).

Namun, yang terjadi di beberapa pertandingan babak pertama (round 1) India Open Super500 2018 yang babak utamanya mulai digelar Rabu (31/1/2018) kemarin, malahan diwarnai beberapa "hasil-hasil sadis'. Dibilang sadis karena ada beberapa pemain yang tersingkir setelah kalah telak dengan perolehan poin tak sampai angka 10. Bahkan ada pertandingan yang selesai tidak sampai 15 menit.

Ambil contoh di tunggal putra, pertemuan dua pemain India, Prannoy Hassena Sunil Kumar alias HS Prannoy melawan juniornya, Shreyans Jaiswal, yang seharusnya berakhir biasa saja, justru menjadi headline di beberapa media. Itu setelah Prannoy, salah satu tunggal putra terbaik India yang menjadi unggulan kelima, justru kalah dengan skor yang sulit dipercaya. Pemain 25 tahun yang pada 2017 lalu menjadi juara US Open itu kalah 4-21 dan 6-21 hanya dalam 13 menit seperti dikutip dari BWF Tournament Software. Sungguh skor yang sadis.

Skor jahat juga tercipta di tunggal putri. Tunggal putri terbaik Thailand, Ratchanok Intanon mengawali penampilannya di India Open 2018 dengan hasil wow. Intanon (22 tahun) yang menjadi unggulan 3 memberikan "pelajaran bermain bulu tangkis" kepada tunggal putri India, Rasika Raje (22 tahun). 

Di game pertama, Intanon tanpa ampun hanya membiarkan Raje meraih empat poin (21-4). Lalu di game kedua, juara dunia 2013 ini tidak mengendurkan permainan cepatnya dan kembali menang 21-6. Intanon hanya butuh waktu 22 menit untuk menang.

Ratchanok Intanon, menang tanpa ampun di round 1/Foto: http://www.nationmultimedia.com
Ratchanok Intanon, menang tanpa ampun di round 1/Foto: http://www.nationmultimedia.com
Bahkan, skor sadis juga terjadi di ganda putra yang selama ini identik sebagai nomor pertandingan di bulu tangkis yang paling ketat dan diwarnai kejar-mengejar poin. Unggulan 3 dari Taiwan, Lu Ching Yao/Yang Po Han menang telak atas ganda putra tuan rumah, Kapil Chaudhary/Brijesh. Lu Ching Yao/Yang Po Han menang 21-9, 21-8 hanya dalam waktu 20 menit dari ganda muda India tersebut. Menariknya, di round 2 yang dimainkan Kamis (1/2) hari ini, Lu Ching Yao/Yang Po Han bertemu ganda putra Indonesia yang baru kembali "CLBK", Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Pebulu tangkis Indonesia juga tidak mau ketinggalan ikut menambah daftar panjang kemenangan dengan skor sadis di round 1 India Open.  Ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu yang jadi unggulan 3, hanya butuh waktu 23 menit ketika mengalahkan ganda putri India, Harika Veludurthi/karishma Wadkar, 21-6, 21-9. 

Begitu juga dengan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta yang tidak memberikan kesempatan kepada lawannya untuk meraih banyak poin. Della/Rizki yang jadi unggulan 5, menang 21-8, 21-9 atas ganda putri India, Deeksha Choudhary/Deepalu Gupta hanya dalam waktu 20 menit.

Dari semua skor sadis yang terjadi di R1 India Open kemarin, pertandingan paling kejam ada di ganda putri. Yakni pertandingan antara ganda Tiongkok, Du Yue/Li Yinhui melawan Rupal Anand/Anubha Kaushik. Ganda Tiongkok tersebut menang dengan skor 21-2, 21-2 dalam waktu 15 menit saja. Astaga. Dalam satu game hanya mampu mendapat dua poin. Sulit dibayangkan. Mungkin baru kali ini, di pertandingan sekelas Super Series, ada pemenang yang menang dengan skor yang begitu jauhnya.

Kenapa bisa begitu?

Khusus untuk kekalahan HS Prannoy, media-media di India langsung memunculkan jawabannya. Rangking 10 dunia tunggal putra ini tidak dalam kondisi bugar. Dia masih dalam pemulihan cedera kaki yang membuatnya absen bertanding di Malaysia Masters dan Indonesia Masters. Namun aturan BWF yang mengharuskan pemain Top 10 bermain di 12 turnamen dalam setahun, membuat Prannoy tampil di India Open. Begitu informasi yang dikutip dari Indianexpress.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun