Mohon tunggu...
Habiburrahman
Habiburrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - international relations student

--

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

'Kato Nan Ampek' dalam Etika Berkomunikasi Masyarakat Minangkabau

2 Januari 2022   01:37 Diperbarui: 2 Januari 2022   01:45 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam bermasyarakat, etika merupakan suatu hal yang penting yang mengatur tingkah laku dan perilaku seseorang di masyarakat. Etika tidak hanya sebatas yang benar atau yang salah tetapi juga mengatur bagaimana perilaku manusia tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu aspek penting dalam etika di masyarakat yaitu etika berkomunikasi.

Etika berkomunikasi dalam tata krama masyarakat Minangkabau dikiaskan dalam ungkapan kato nan ampek, yaitu kato mandaki, kato manurun, kato melereng, dan kato mandata. Ungkapan ini menjelaskan dalam berkomunikasi, penggunaan bahasa dan tutur kata dalam berbicara perlu menyesuaikan dengan lawan bicara kita, apakah lawan bicara kita itu lebih tua, lebih muda, atau setara sehingga saat kita berbicara dengannya tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan konflik karena perasaan tersinggung dengan penggunaan kata yang kita pakai.

Kato mandaki adalah bagaimana cara kita mengatur sikap dan bertindak kepada yang lebih tua. Sepert adik kepada kakaknya, murid kepada gurunya, dan anak kepada ibunya. Cara beretika dan berkomunikasi dengan yang lebih tua yaitu sebaiknya mendahulukan yang lebih tua dan jangan tergesa-gesa saat berbicara.

Kato manurun, ditujukan kepada bagaimana cara kita beretika kepada yang lebih muda dibandingkan kita. Contohnya yaitu nenek kepada cucunya, kakak kepada adiknya, dan ibu kepada anaknya. Dengan yang lebih muda, perlu untuk tetap memperhatikan kesopanan agar lawan bicara merasa dihargai dan hindarkan menghardik karena yang lebih tua biasa yang dijadikan pedoman sehingga diperlukan "bapandang lapang, ba alam laweh, bahati lapang paham salasai".

Kato mandata, ditujukan kepada cara kita beretika dengan seseorang yang sama besar, sama usia, atau sederajat. Dalam beretika dengan yang sederajat tidak apa-apa jika menggunakan bahasa yang non-formal atau lebih santai namun tetap memperhatikan kesopanan dan jangan sampai menggunakan kata-kata kasar atau kata yang dapat menyinggung perasaan orang tersebut.

Kato malereng, merupakan bahasa yang digunakan untuk lawan bicara yang disegani dan dihormati secara adat dan budaya. Dalam menyampaikan kata malereng ini dituntut untuk menggunakan kiasan dalam menjaga kesopanan berbahasa kepada mitra tutur.

Dapat disimpulkan dalam etika berkomunikasi dalam masyarakat Minangkabau merupakan hal yang sangat penting. Etika berkomunikasi dapat mencerminkan pribadi seseorang, dengan menggunakan tutur kata yang baik serta dapat menghargai lawan bicara maka seorang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki etika dan sopan santun dalam masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun