Mohon tunggu...
Habib Nurcahyo
Habib Nurcahyo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melatih Diri untuk Bermanfaat

8 Maret 2018   04:11 Diperbarui: 8 Maret 2018   04:34 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada dasarnya kita hidup didunia bukan hanya berfoya-foya atau bangga dengan apa yang kita miliki didunia. Didunia akankah lebih baik untuk memperbanyak atau memperdalam keilmuan kita dengan ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan. 

Dengan memperdalam keilmuan kita, didunia ini hidup tidak akan dikatakan mubadzir bahkan sia-sia. Yang pertama ditanamkan di hati setiap individu agar keilmuan tidak dikatakan tidak bermanfaat adalah niat. Niat adalah sesuatu yang dimana akan menghantarkan setiap individu untuk tidak menyalah gunakan kelebihan keilmuan setiap individu ke hal-hal yang negatif.

Sahabat ali bin abi thalib pernah membacakan syair seseorang dalam menuntut ilmu secara ringkas terdapat ada enam aspek pokok. berfikir cerdas, rajin belajar atau memelajari materi pelajaran, bersabar menghadapi kesulitan dalam belajar, memiliki bekal yang cukup, adanya guru pengajar, menggunakan waktu yang cukup.

Pertama dengan berfikir cerdas setiap orang dalam menuntut ilmu di perlukan kecerdasan tertentu yang di mana sesuai kapasitas tingkat kesulitannya. Seorang mahasiswa yang sedang memulai bangku perkuliahan pastinya telah menyelesaikan ujian-ujian pada jenjang sebelumnya dan di mana pada jenjang sebelumnya sudah ada ujian-ujian yang sudah di tetapkan oleh lembaga. Hal ini berarti setiap mahasiswa secara otomatis berstatus orang cerdas, dengan demikian bagi mahasiswa persyaratan akan keberhasilan belajar ini sudah dapat terpenuhi dengan sendirinya.

Kedua rajin belajar atau memelajari materi pelajaran syarat pertama sudah terpenuhi oleh seorang mahasiswa tidak cukup sampai di sini dalam usia ini seorang mahasiswa menjalani masa pancararoba dimana meninggalkan masa remaja dan memasuki tahap usia dewasa awal banyak rintangan yang di laluinya. Dalam masa pancarroba ini seringkali seorang mahasiswa terbuai dengan kesenangan karena usia yang seumuran, memberanikan diri untuk di cintai oleh lawan jenis, berganti-ganti pakaian, mengetahui kondisi alam pada suatu tempat. 

Kondisi yang seperti ini tidak terhindarkan oleh kalangan mahasiswa akan tetapi agar tetap bisa berjalan seorang mahasiswa memegang teguh ajaran islam oleh karenanya seorang mahasiswa tidak menghambur-hamburkan uang, tidak melakukan aktifitas yang tidak perlu, cara seperti ini dapat di lakukan oleh seorang mahasiswa untuk rajin belajar, memelajari materi pelajaran, berdiskusi dengan kawan. Beliau telah menyatakan "menghidupkan ilmu itu dengan cara mengulang-ulangnya".

Ketiga bersabar dalam menghadapi kesulitan selama kegiatan belajar banyak hal yang membuat seorang mahasiswa dalam terkendala dalam belajar. Mulai keterbatasan alat-alat pribadi, keterbasatasan sarana prasarana, keterbatasan waktu maupun keterbatasan lainya. Syeh Az Zarmuji menyarankan agar Seorang mahasiswa harus tetap bersabar dalam semua ketrbatasan yang di hadapi dan dalam mengkaji materi pelajaran. 

Kesungguhan dalam belajar harus di lakukan sepanjang waktu belajar, karena hanya ikhtiar yang sungguh-sungguh ilmu mudah di dapatkan, syair Syeh Saerozi menyakan ketekunan itu bisa membukakan pintu yang tertutup.

Keempat memiliki bekal yang cukup belajar tudak mungkin terbebas sama sekali dari bekal atau pembiayaan, meskipun bukan berarti masa belajar harus terpenuhi segala kebutuhannya hingga bermewah-mewahan. 

Pada saat belajar seorang pembelajar memerlukan alat bantu yang antaranya alat belajar, alat menggambar, alat hitung dan sekelompok alat belajar lainnya. Kebutuhan-kebutuhan dasar seperti ini dapat mengganggu konsentrasi dan daya ingat belajar. Akan tetapi sebaliknya penyediaan bekal yang melimpah sehingga seorang pembelajar dapat berbelanja sesuai keinginannya, justru hal ini dapat mengganggu konsentrasi dan mengganggu waktu mendalami pelajaran yang m,enjadi tugas utama.

Kelima adanya guru pengajar  tidak semua ilmu dapat di pelajari sendiri atau tanpa guru pengajar (Dosen). Bahkan seringkali belajar sendiri mengakibatkan kesalhan dalam pemahaman dan apabila kesalhan dalam pemahaman ini telah terlanjur faham, maka seorang pembelajar akan kesulitan melupakannya sehingga pemahamn ilmu yang salah tadi telah mewarnai wtak seorang pembelajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun