Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

BUMN, Garuda Indonesia, dan Hadir untuk Negeri

23 Januari 2020   16:01 Diperbarui: 23 Januari 2020   16:04 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Begitu kita akan melakukan perjalanan udara khusunya rute-rute lokal, hal pertama yang paling umum terbersit di pikiran kita kalau menyebut nama Maskapai Garuda Indonesia adalah "harga tiket yang mahal". Boleh dibilang imej yang terbentuk di masyarakat selama ini tentang Maskapai Garuda Indonesia adalah mahal, tapi layanan bagus, tepat waktu dan merasa lebih aman (safety).

Semua mungkin setuju, bahwa untuk rute domestik dengan jurusan yang sama tiket pesawat Garuda Indonesia adalah yang termahal. Jadi kalau kita dari keluarga yang menengah, dalam kaya sekali tidak---miskin juga tidak, untuk membeli tiket pesawat Garuda, rasanya mustahil, apalagi kalau membawa keluarga. Beli tiket Garuda bolehlah tapi sesekali saja, 10 tahun sekali mungkin... Naik Garuda sudah di identikkan dengan "orang kaya".

Mari kita lihat lebih dalam, wajarkah harga tiket garuda tersebut memang harus lebih mahal? Bukankah pelayanan bagus, tepat waktu dan rasa aman sudah merupakan kewajiban dari sebuah perusahaan jasa? Maskapai lain sebenarnya dari segi pelayanan juga tidak kalah kalah amat dari Garuda. Mereka juga sekarang berusaha mengejar performance yang baik. Kalau soal makanan di dalam pesawat apakah sebanding harga tiket berbeda 400 rb tetapi yang satu tidak dikasi makanan yang satunya dikasih roti dua potong plus air mineral? (untuk penerbangan lokal)?

Dan yang paling miris dengan harga tiket sudah semahal itu, malah kita dengar laporan keuangannya minus, rugi, dan yang terakhir ada permainan tingkat tinggi di level direkturnya (sekarang sudah diganti).

Sesuai slogan BUMN, seharusnya Maskapai Garuda Indonesia bisa memposisikan diri "Hadir Untuk Negeri". Slogan ini sangat indah didengar tapi sangat jauh dari kenyataan untuk Garuda Indonesia. Yang pertama seperti yang di atas bagi para pengguna angkutan udara naik Garuda Indonesia adalah sesuatu barang "mewah" yang sulit dijangkau. Bagaimana bisa disebut hadir untuk negeri, kalau harga tiket Garuda berada di atas awan---tidak terjangkau.

Hal kedua masalah rute penerbangan, terutama penerbangan perintis. Boleh dibilang Garuda Indonesia tertinggal jauh dalam melayani negeri ini. Negeri ini lebih dilayani oleh penerbangan-penerbangan swasta. Sampai ke pelosok-pelosok. Memang benar bukan Maskapai Garuda, tetapi lewat anak perusahaannya karena tentunya bisa ekspansi ke daerah-daerah yang lebih kecil. Penerbangan perintis, pesawat lebih kecil tetapi tetap standar Garuda Indonesia.

Dalam bisnis maskapai penerbangan tentunya ada standar harga yang harus dibayar untuk meng-cover seluruh biaya yang dikeluarkan, terutama tentunya bisa keselamatan yang tidak boleh diganggu gugat atau dikurangi. Tetapi berkaca dengan maskapai lain yang notabene juga rasanya tidak mungkin juga mengabaikan faktor keselamatan, tetapi masih bisa bertahan, mengapa Garuda masih harganya mahal.

Keuntungan/Laba adalah keharusan dalam membangun sebuah perusahaan. Akan tetapi perlu diingat bahwa Garuda Indonesia adalah perusahaan BUMN. Dimana saham/modalnya mayoritas dimiliki oleh negara. Negara dapat darimana uangnya? Ya dari pajak rakyat. Selain dari keuntungan yang didapat dan dikembalikan ke negara. Garuda seharusnya bisa hadir seutuhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Sehingga pada akhirnya slogan BUMN "Hadir Untuk Negeri" bukan hanya diucapkan, didengungkan di Gedung-gedung tinggi pemerintah yang sejuk dan bersih, di antara para pejabat-pejabat dan para petinggi-petinggi negeri, di antara jamuan dan minuman hotel berbintang, tetapi benar-benar dapat dirasakan serta dinikmati oleh anak negeri ini.

Maju Terus Garuda dan Selamat Bekerja Para Petinggi Barunya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun