Pendahuluan
Rasulullah bersabda, "tidak ada pemuda sehebat Ali. jika kalian hendak mengetahui ilmu Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan Ibrahim, atau pelayanan Isa, maka lihatlah kecemerlangan Ali.”
Lahir di Mekkah, tanggal 13 Rajab, 600 M, Ali bin Abi Thalib merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh di dunia keislaman. Berstatus sebagai sepupu Nabi Muhammad S.A.W, sosok islam ini sudah membangun keunggulan sejak kecil, baik dari sisi keberanian, kecerdasan, bahkan sampai ketaqwaan kepada Allah S.W.T, (BAZNAS, 2014). Tak berhenti disitu, seiring dengan bertambahnya usia, beliau tetap setia menemani perjalanan panjang Rasulullah dalam memperjuangkan islam di era jahiliyah. Meskipun terkenal atas sikapnya yang cerdas dan berani, hal tersebut bukanlah satu-satunya hal yang dapat diteladani dari sosok Ali bin Abi Thalib. Artikel ini akan membahas tentang perilaku apa saja yang dapat diteladani dari Ali bin Abi thalib, Mulai dari sosoknya di masa kecil hingga figur teladan nya di masa kekhalifahan.
Kisah Perjalanan
Ketika usianya baru menginjak 10 tahun, Ali bin Abi Thalib sudah memiliki keunggulan di berbagai aspek. Salah satunya, kecerdasan, mendorongnya untuk menjadi salah satu golongan Assabiqunal Awwalun, golongan orang yang pertama kali memasuki islam. Semenjak itu, Ali bin Abi thalib banyak memberikan kontribusi dalam dunia islam, sampai mendapatkan julukan-julukan seperti Babul ‘Ilmi atas kecerdasannya dan Karamallahu Wajhah atas kesucian batinnya. Sosok ini juga ikut andil dalam berbagai peperangan, seperti perang badar, khaibar, dan perang khandaq. Salah satu kisahnya yang terkenal berlatar di perang Khandaq, dimana Ali, dengan pedang bermata dua miliknya, menunjukkan keberanian serta ketangkasan yang unggul dalam suatu pertandingan melawan pendekar ulung Quraisy, yaitu 'Amr bin Abd Wudd Al Amiri, (SindoNews, 2020).
Ali bin Abi Thalib merupakan satu dari beberapa orang yang paling dekat dengan Rasulullah. Bahkan, Rasulullah pun sampai mempercayakan putrinya, Fatimah Az.Zahra, kepada Ali bin Abi Thalib. Namun begitu, Prestasi dan keunggulannya di berbagai bidang tidak membuat tokoh tauladan ini memiliki sikap sombong. Pernah suatu ketika, atas kekuatannya yang tak tertandingi, terbesit rasa bangga di hati Ali bin abi Thalib. Namun, perasaan itu segera sirna setelah ia berduel dengan sosok yang lebih kuat darinya, yang tak lain tak bukan adalah Rasulullah S.A.W. Sifat-sifat Ali bin Abi Thalib yang terpuji membuatnya dihormati dan disegani oleh banyak orang, yang akhirnya menjadi pertimbangan muslim-muslimah untuk menjadikannya seorang Khalifah.
Kesimpulan dan Penutup
Ali bin Abi Thalib ialah sosok yang memiliki peran besar dalam memajukan islam. Ada banyak hal yang dapat diteladani dari kisah-kisahnya, yang pastinya dapat berguna bagi kehidupan kita, secara langsung maupun tidak langsung. Kisah-kisah Ali bin Abi Thalib sendiri menjadi pondasi inspirasi saya dalam menjalani hidup. Bagaimana cara kita berani menghadapi tantangan dengan sikap tekun, bagaimana cara belajar dari kesalahan dan terus memperbaiki diri, serta bagaimana cara memutuskan sesuatu dengan tegas, juga penuh pertimbangan dan keadilan.
Sumber Refrensi
Badan Amir dan Zakat Nasional (BAZNAS), 2024, Kisah Sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib: Keberanian dan Kebijaksanaan yang Abadi, https://baznas.go.id/artikel-show/Kisah-Sahabat-Nabi-Ali-bin-Abi-Thalib:-Keberanian-dan-Kebijaksanaan-yang-Abadi/801#:~:text=Latar%20Belakang%20Kisah%20Sahabat%20Nabi%20Ali%20bin%20Abi%20Thalib&text=Beliau%20adalah%20putra%20dari%20Abu,penuh%20dengan%20kebijaksanaan%20dan%20keadilan.
SindoNews, 2020, Kisah Heroik ali bin Abi Thalib Dengan Pedang Zulgikar di Perang Khandaq, https://kalam.sindonews.com/read/228964/70/kisah-heroik-ali-bin-abi-thalib-dengan-pedang-zulfikar-di-perang-khandaq-1605136262