Mohon tunggu...
Gusti Gultom
Gusti Gultom Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari Ilmu

be you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangi Konsumsi Beras, Mulai Ganti dengan Umbi-umbian

30 Januari 2021   11:52 Diperbarui: 30 Januari 2021   11:55 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar dokumentasi pribadi)

Pandemi Covid-19 telah mengajarkan banyak hal tentang kesehatan dan pentingnya asupan makanan bergizi bagi tubuh kita. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih mengkonsumsi beras untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat harian. Beras menjadi bahan pangan yang sangat penting bagi rakyat Indonesia. Akan tetapi, pemenuhan beras masih mengandalkan ekspor dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Pola makan yang masih mengandalkan beras sebagai sumber karbohidrat perlu diubah menjadi pola makan dengan diversifikai pangan berbasis pangan lokal. 

Umbi-umbian sudah lama dijadikan sebagai makanan pokok, namun seiring dengan perubahan pola konsumsi maka umbi-umbian kemudian tidak lagi dikonsumsi sebagai bahan pangan yang utama. Kandungan karbohidrat umbi-umbian yang tinggi dan juga serat pangan yang hampir mencapai 20% dapat dijadikan untuk menggantikan sebagaian konsumsi beras. 

Indonesia memiliki beraneka ragam umbi-umbian. Namun, jenis yang paling banyak dikonsumsi adalah singkong, ubi jalar, dan talas. Ubi jalar sendiri memiliki berbagai jenis varietas, hal ini dapat dibuktikan dari aneka ragam warna dan rasa yang berbeda-beda. Ketiga jenis umbi-umbian ini dapat ditemukan di hampir semua tempat di Indonesia. Selaian mudah ditemukan, harganya juga sangat terjangkau. Untuk singkong, perlu pengolahan dan penyimpanan yang baik untuk menghindari kerusakan dan kebusukan karena tidak tahan lama disimpan dalam waktu yang lama. 

Beras bukanlah satu-satunya bahan pangan sumber karbohidrat. Persepsi 'nggak makan kalau belum makan nasi' harus diubah. Potensi bahan pangan lokal harus dimanfaatkan, percuma kita memiliki potensi yang sangat beragam namun minim pemanfaatan. Jika konsumsi beras digantikan dengan bahan pangan lokal, maka impor beras pun akan dapat dikurangi. 

Pandemi Covid-19 juga telah mengajarkan bahwa makanan sangatlah penting bagi suatu bangsa. Semua negara di dunia berupaya untuk menjaga keamanan bahan pangan untuk rakyatnya. Sebagian negara mengurangi ekspor bahan pangan dan bahkan ada yang melarang ekspor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebagai bangsa yang berdaulat, kita juga harus mampu memenuhi kebutuhan pangan berbasis pangan lokal. Pemenuhan bahan pangan melalui ekspor sewaktu-waktu dapat terganggu, hal ini tentu dapat mengganggu pasokan di masa yang akan datang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun