Mohon tunggu...
Gustianna
Gustianna Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PENERIMA BEASISWA KIP KULIAH || STP TRISAKTI || S1 PARIWISATA 2021
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Sekolah TInggi Pariwisata Trisakti || Penerima Beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2021 || Jurusan S1 PARIWISATA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Unik Meruncingkan Gigi di Mentawai

2 Agustus 2022   16:45 Diperbarui: 2 Agustus 2022   16:52 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo Guys! Saya Gustianna,Mahasiswa Dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta Dan Saya Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah. Kali ini,Saya akan berbagi tentang Tradisi Unik Meruncingkan Gigi Di Mentawai


Selamat membaca!

Suku Mentawai Mempunai tradisi unik yaitu Meruncingkan gigi, Masyarakat mentawai mempercayai dua wujud yang menurut mereka hal itu tidak akan musnah,wujud tersebut terdiri dari arwah dan tubuh.apabila mereka tidak menyukai penampilan fisik mereka maka orang tersebut akan mendapatkan penyakit. maka dari itu masyarakat mentawai khususnya wanita di wajibkan untuk meruncingkan gigi mereka.  

Proses peruncingan gigi ini hanya bisa di lakukan oleh ketua adat suku mentawai atau dalam bahasa mentawai (sikebukat uma),alat yang di gunakan yaitu sebilah perangkat dari kayu atau besi yang sudah tajam(sudah di asah). 

Proses peruncingan gigi memakan waktu 30 menit dalam 1 gigi saja,untuk menahan rasa sakit saat peruncingan gigi wanita dari suku mentawai biasaya menggigit pisang yang masih mentah. setelah meyelesaikan penerikan 1 gigi, wanita yang di kerik giginya tidak di perbolehkan belama-lama untuk istirahat. 

Walaupun proses menerik penerikan gigi ini menyakitkan,akan tetapi terdapat pesan dari wanita mentawai bahwah setiap kesakitan yang di derita akan membawaknya dalam proses pendewasaan dan penemuan jati diri seorang wanita yang kuat.

Dalam proses ini yang boleh melakukan peruncingan gigi ini hanya wanita yang akan menikah saja,makna dari peruncingan ini sangat dalam dari sekedar kecantikan saja. wanita suku mentawai memiliki kepercayaan turun temurun bahwa dengan meruncingkan gigi, tubuh dan jiwa mereka dapat terjaga keseimbangannya. 

Namun seiring berkembangnya zaman pada saat ini  tradisi ini tidak di wajibkan lagi bagi wanita mentawai,sekarang ini hanya wanita atau istri sikerei saja yang melakukannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun