Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hujan Deras Pertama

22 Oktober 2017   01:15 Diperbarui: 22 Oktober 2017   05:17 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang didamba akhirnya tiba. Hujan deras. Alangkah senangnya aku, yang tiga kali berada di Kupang dalam waktu lebih 1 bulan sejak 2013, 2014, dan 2017 ini.

Hujan deras memang belum pernah kurasakan di Kupang sebelum hari ini, 21 Oktober 2017, sejak aku datang pada 6 September pkl. 24.00, WITA. Beberapa hari atau minggu hanya mendung -- sekadar tengah memberi harapan, atau memang alam sedang berpromosi. Mendung, beberapa kali gerimis dalam hitungan menit lantas bergegas entah ke mana.

Tentunya aku mencari suatu sumber berita berkaitan dengan cuaca. Katanya, awal musim kemarau 2017 di NTT, khususnya Kupang, dimulai pada Juni-Juli, dan puncaknya diperkirakan pada Juli-September, bahkan diperkirakan mundur satu bulan. Berarti kedatanganku pada 6 September, bahkan sampai sebelum 21 Oktober, merupakan puncaknya kemarau.

Kondisi cuaca atau iklim ini, tentu saja, berbeda 180 derajat dengan di Balikpapan sebelum 6 September. Di sana hujan nyaris setiap hari. Kalaupun jeda, hanya sekian hari atau satu mingguan. Mirip juga dengan di Sungailiat. Atau, baik Balikpapan maupun Sungailiat, mungkin (mengada-ada saja) karena posisi geografisnya tidaklah jauh dari khatulistiwa.

 Yang paling mungkin, kedatangan ke Kupang, pertama ( 20 September-8 Oktober 2013) dan kedua (10 April- 12 Oktober 2014) berada pada musim kemarau sehingga pada kedatangan ketiga yang pada puncak kemarau hanya kurasakan suhu yang lembab sepanjang hari. Ya, seperti katanya tadi, puncak kemarau pada Juli-September.

Oleh sebab itulah hujan deras hari ini kurasa sangat menyenangkan berada di Kota Kasih ini. Kebetulan juga aku berada dalam kendaraan di suatu perjalanan pendek. Dengan keberadaan tersebut  aku bisa melihat dampak dari satu kali hujan deras.

Dampak yang jelas adalah air melimpah ruah di beberapa pinggir bahkan badan jalan, tidak terkecuali di sekitar kantor Dinas Pekerjaan Umum. Ironis, memang. Oh iyakah?

Paling tidak, menurutku, daerah di sekitar kantor itu seharusnya sudah terkelola dengan baik supaya bisa menjadi salah satu contoh suatu wilayah yang berada paling dekat dengan dinas terkait yang berisi orang-orang yang benar-benar sudah amat-sangat memahami definisi, substansi, dan fungsi saluran air hujan (drainase). Maka, ketika wilayah terdekat dengan dinas terkait itu ternyata masih belum memiliki saluran air hujan yang signifikan, ya, tentu saja, kondisi serupa sangatlah mungkin terjadi di luar wilayah itu.

Tapi, semudah itukah kemungkinannya? Sebentar. Kupikir, terlalu mudah "menuding" jika sekadar keberadaan saluran air hujan. Satu hal yang sangat terkait dengan hal tersebut adalah faktor kondisi alam (tanah). Apa lagikah selain kondisi tanah yang berbatu karang? Tanah berbatu karang ini sangat mudah aku jumpai di Kupang.

Ya, sejak pertama kali datang ke Kupang, memang aku melihat suatu kondisi alam yang sangat berbeda dengan Sungailiat, Karanganyar, Madiun, Kota Yogyakarta dan Sleman, Bandung, Bogor, Jakarta, Balikpapan, dan beberapa tempat lainnya yang pernah kukunjungi. Kalau di tempat-tempat itu kondisi tanahnya mudah digali untuk saluran air hujan, tentu saja, tidaklah semudah dengan kondisi tanah di Kupang.

Jadi, bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun