Mohon tunggu...
Guskowiranata
Guskowiranata Mohon Tunggu... Human Resources - Dari tak ada menjadi ada dan akhirya tidak ada

Suka ditindas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumpah Jabatan dan Sumpah Serapah

11 November 2012   02:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan latah mengucap sumpah bila tak ingin dimakan sumpah. Begitu orang tua memberi nasehat tatkala ucapan kita keseringan berisi kata “sumpah” untuk lebih meyakinkan. Kenapa juga harus ada kata sumpah segala?

Pesan psikologisnya, keseringan bersumpah bisa ditafsirkan kita orang yang sulit dipercaya, atau sebaliknya sebagai orang yang sulit mempercayai orang.Seperti cengengesan bocah ingusan yang sedang bermain dengan teman-teman mereka,tak jarang menyelipkan kata “sumpah” untuk meyakinkan teman.

Sumpah kata sakral yang jadi latah bila terus diobral. Sumpah seorang ibu kepada anaknya yang durhaka diyakini pasti akan terjadi seperti dalam cerita Malin Kundang. Layaknya sumpah cordi Bali, sumpah pocong di Jawa terkenal punya aura luar biasa.

Sumpah kepepet misalnya, sering saat sudah merasa terpojok, untuk menyembunyikan kebohongan kita tak jarang berani menyumpahi diri. Lucunya, sampai menyeret keluarga dan bahkan anak sendiri jadi tumbal sumpah. Mungkin orang bisa percaya, tapi akibatnya?Ya tanggung sendiri! Minimal, upah membohongi ya dibohongi!

Menghargai sebuah kata sumpah seperti kita menggantungkan hidup kita pada keyakinan. Jaman boleh maju, orang boleh bersumpah, pejabat pun diwajibkan bersumpah saat dilantik, tapi sejauh mana sumpah mampu menjadi malaikat penakut. Sudahkah seperti apa pejabat sumpahkan? Tahukah akibat dari pelanggaran sumpah?

Gajah Mada bersumpah untuk mempersatukan Nusantara melalui Sumpah Palapa dan itu sudah dibuktikan. Lalu sebagai generasi penerus apa yang akan kita ikrarkan?Jangankan bersumpah, melaksanakan peraturan bahkan mendisiplinkan diri saja sudah tak mampu.

Peraturan,kalau tidak bisa diakali ya ditabrak, apalagi himbauan, masuk telinga menguap di lubang hidung jadi ingus. Lalu apakah sanksi bagi yang melanggar? Ayo tanya aja pada pejabat, kan sudah disumpah!! Paling hanya dapat "Sumpah Serapah"


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun