Mohon tunggu...
AHY
AHY Mohon Tunggu... MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAUDL KETAPANG

Sharing berita, Opini dan Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngopi Bareng Legislator, Mahasiswa KPI Bahas Politik, Komunikasi, dan Pembangunan Daerah

27 Juli 2025   23:27 Diperbarui: 27 Juli 2025   23:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warkop Kedai Qitee, Selasa (15/07/2025)

Ketapang -- Dalam suasana santai namun sarat gagasan, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Ketapang M. Eri Setyawan, S.Sos., M.AP, berdiskusi bersama mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) STAI Al-Haudl Ketapang di Warkop Kedai Qitee, Selasa (15/07/2025).

Kegiatan bertajuk "Peran Mahasiswa dalam Dinamika Politik dan Pembangunan Daerah" ini turut dihadiri oleh dosen pengampu mata kuliah Ilmu Komunikasi Politik, Migdad, S.Th.I., M.Pd, yang juga mendorong pentingnya kesadaran politik dalam ruang dakwah dan akademik.

Diskusi ini menjadi wadah pertukaran gagasan antara kalangan legislatif, akademisi, dan mahasiswa, khususnya dalam merespons tantangan pembangunan daerah melalui pendekatan komunikasi yang strategis.

Dalam penyampaiannya, Eri menegaskan bahwa mahasiswa harus menjadi subjek aktif dalam pembangunan daerah, bukan hanya sebagai pengamat.

"Mahasiswa harus punya keberanian untuk bersuara, berdiskusi, bahkan mengkritik. Politik itu bukan soal kekuasaan saja, tapi tentang keberpihakan pada kepentingan masyarakat luas," tegas Eri.

Eri juga memaparkan peran strategis Komisi II DPRD yang membidangi sektor ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan rakyat. Ia menegaskan pentingnya membuka ruang dialog bersama pemuda dan mahasiswa agar kebijakan yang dihasilkan semakin inklusif dan berpihak kepada masyarakat.

Sementara itu, Migdad S.Th.I., M.Pd,

 menjelaskan bahwa komunikasi politik dan dakwah memiliki irisan penting dalam membangun kesadaran publik. 

Ia menekankan bahwa mahasiswa KPI, sebagai calon komunikator dakwah, harus mampu memanfaatkan ruang-ruang publik termasuk media sosial untuk menyampaikan pesan keumatan dan kebangsaan.

"Dakwah tidak boleh terasing dari realitas sosial-politik. Kita butuh generasi muda yang bukan hanya saleh secara spiritual, tetapi juga peka terhadap dinamika sosial dan politik di sekitarnya," ujar Migdad.

Diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Mahasiswa menyampaikan berbagai pertanyaan kritis, mulai dari efektivitas fungsi kontrol DPRD, tantangan komunikasi pembangunan daerah, hingga bagaimana mahasiswa dapat mengambil peran strategis melalui jalur organisasi dan media dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun