Mohon tunggu...
GusHar Pramudito
GusHar Pramudito Mohon Tunggu... -

menembus batas masa lalu, masa kini dan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rif, Iki Tarjo Kancamu

30 Desember 2010   04:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya penikmat sepak bola menyerang, maka saya senang menonton permainan Barcelona. Nonton TimNas di piala AFF juga menarik karena TimNas juga menerapkan pola menyerang. Saya sangat menikmati permainan Okto, Yongky dan Arif Suyono.

Rasanya pingin bisa ikut nonton langsung di GBK untuk merasakan euforianya. Tapi keinginan itu tidak kesampaian. Untung masih ada acara nobar di kantor. TPT kita sulap menjadi sebuah teater mewah dengan layar lebar dan soundsystem dahsyat. Bajigur, singkong rebus, kacang rebus, pisang rebus dan bakso menjadi hidangan utama gala nobar itu. Saat pertandingan dimulai ditenggah-tengah deretan sofa tersedia kacang atom dan keripik jagung happy toss. Sebuah acara yang menyenangkan sekaligus mengeyangkan.

Nobar adalah nonton bareng bukan nonton Barcelona, meski saat nonton saya mengenakan seragam Barcelona. Bukan karena kecintaan saya kepada Barcelona melebihi kecintaan saya pada TimNas.Tapi karena saat mau beli kaos TimNas di Pasar Baru Bandung sudah habis. Sebenarnya ada seragam TimNas asli di sebuah mall. Tapi karena harganya empat ratus ribu. Saya putuskan untuk menunjukkan kecintaan saya pada TimNas dengan memakai seragam Barcelona. Mudah-mudahanArif Suyono bisa main seindah dan selincah Leonel Messi.

Perjuangan para pemain TimNas patut diacungi dua jempol. Tapi ada kisah menarik dibalik pertandingan tersebut yaitu kisah perjuangan Tarjo berhasil nonton langsung TimNas di GBK, Jakarta.

Tarjo adalah teman sepermainan Arif Suyono di kampung. Saat kecil mereka selalu bermain sepak bola di lapangan kelurahan. Bisa di tebak Arif tak terkalahkan kecepatan larinya. Baik diantara anak seusianya bahkan anak-anak yang lebih dewasa.Mereka terpisah saat Arif Suyono memutuskan meninggalkan kampungnya untuk sekolah dan mengembangkan bakatnya bermain sepak bola.

Beberapa tahun kemudian Tarjo masih di kampungnya. Arif Suyono menjadi salah satu pemain sayap andalan TimNas. Tarjo sebenarnya tidak begitu senang nonton sepak bola di televisi. Namun euforia kemenangan TimNas membuat Tarjo menjadi bagian dari mereka yang mendadak bola.

Kesenangan Tarjo pada sepak bola semakin meningkat setelah melihat Arif Suyono ada di televisi. Walaupun beberapa kali hanya sebagai pemain penganti, namun itu cukup membuatnya merasa bangga.Arif Suyono yang muncul di televisi itu adalah teman sepermainannya.

Tiba-tiba Tarjo sangat rindu dan ingin bertemu teman sepermainannya di waktu kecil. Ingatannya kembali ke masa dimana mereka selalu memenangi pertandingan sepak bola tarkam. Arif Suyono selalu menjadi bintang lapangan. Kecepatan larinya di sisi lapangan tak terkalahkan. Bola seakan lengket dikakinya saat ia berlari. Tarjo melompat-lompat sambil teriak-teriak menyemangati di sisi luar lapangan. “Lari Rif, lari ....!!!” atau “Tembak, Rif, tembakkk..!!!” dan jika tendangan Arif Suyono masuk ke gawang lawan maka Tarjo akan melompat-lompat, berlari, berteriak, seakan-akan ia yang mencetakgol.

Rasa ikut bangga akan prestasi teman sepermainan. Tarjo memutuskan menjual satu kambingnya untuk ongkos nonton putaran final AFF di GBK. Indonesia melawan Malaysia tidak boleh dilewatkan. Semangat kebangsaan ikut menyala. Sepak bola menjanjikan sebuah kebanggaan sebagai bangsa yang selalu kalah. Ini saatnya. Dan karena di sana akan ada sahabatnya berjuang. Maka ia tidak mau kalah. Seperti dulu ia harus berdiri di pingir lapangan menyemangati. Rif tunggu kedatanganku, batinnya.

Bis malam kelas ekonomi mengantarnya dari kampung menuju Jakarta. Sehari sebelum pertandingan ia sudah ikut antri tiket. Nasib baik. Tarjo mendapatkan sebuah tiket kelas tiga. Tapi tribunnya dekat pintu di mana pemain akan memasuki lapangan. Sebuah tempat yang strategis untuk memberi kejutan kepada karib lamanya.

Ketika para pemain memasuki lapangan Tarjo akan memanggil nama sahabatnya sebagai sebuah kejutan untuk Arif Suyono. Pasti sahabatnya itu akan kaget dan tambah semangat.

Waktu yang dinanti akhirnya datang. Para pemain memasuki lapangan. Dengan sepenuh semangat tarjo berteriak memanggil nama sahabatnya. Teriakan itu lenyap ditelan gemuruh puluhan ribu penonton yang memadati GBK. Tidak surut semangat Tarjo makin mengeraskan suaranya. Tapi gemuruh penonton kembali menelannya.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan dan perjuangannya ke Jakarta kini Tarjo tidak hanya berteriak, tapi melambai-lambaikan tangannya sambil loncat-loncat. Suaranya tak mampu melawan gemuruh penonton. Suaranya serak. Tarjo pantang menyerah. Kerugian besar jika perjuangannya ke Jakarta tidak berhasil menyapa Arif Suyono. Tak henti ia memanggil nama karibnya dengan suaranya yang makin serak dan makin tidak terdengar. Memang terlalu jauh memanggil seseorang di lapangan dari tribun atas GBK.

Saat menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia akhirnya semua penonton tenang. Tapi Tarjobelum menyerah berteriak terus memanggil-manggil sambil masih melambai-lambai tangan dan sesekali melompat. Semua mengabaikannya.

Saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan, Tarjo belum surut semangat memanggil sahabatnya. Seorang penonton di sampingnya terusik dengan tingkah Tarjo. Tadi ia tidak mempedulikannya karena ia juga menikmati euforia GBK. Tapi saat menyanyikan lagu kebangsaan, hal itu tidak layak dilakukan. Prosesi menyanyikan lagu kebangsaan harus dengan suasana hikmad dan penuh haru.

Penonton sebelahnya itu minta Tarjo tenang untuk ikut prosesi menyanyikan lagu kebangsaan. Tapi Tarjo menjelaskan bahwa ia jauh-jauh dari kampung tidak sekedar menonton TimNas berlaga. Ia punya misi pribadi untuk menyapa dan menyemangati sahabatnya yang ikut bertanding, Arif Suyono.

Dari tempatnya berdiri di tribun atas memang semua pemain kelihatan menjadi kecil-kecil karena jauh. Jadi pasti saja suara teriakannya tidak akan terdengar. Agar tidak menganggu prosesi menyanyikan lagu kebangsaan penonton itu meminjamkan teleskopnya kepada Tarjo. Tarjo ragu-ragu. Penonton itu memberi isyarat dengan mengepalkan ke dua tangannya kemudian menaruhnya di depan ke dua matanya sambil tersenyum. Tarjo menangkap isyarat itu.

Penonton sebelahnya kembali meneruskan ikut menyanyikan lagu kebangsaan kita. Tarjo menelusuri lapangan dengan teleskop pinjaman. Ternyata semua pemain keliatan besar-besar. Difokuskannya teleskop pada wajah para pemain. Kemudian disapunya pandangan satu per satu wajah pemain. Tampak jelas semangat dan tegang di wajah pemain kita. Juga tampak jelas keharuan penuh semangat terpancar dari mata Firman Utina yang memerah.

Sampai akhirnya sapuan teleskop terhenti pada wajah yang sangat ia kenal. Wajah sahabat masa kecilnya, Arif Suyono. Betapa bungah hatinya. Perjuangannya menempuh waktu dan jarak terobati. Wajah sahabatnya begitu dekat dan nyata. Ia juga sedang penuh hikmad menyanyikan lagu kebangsaan.

Rindu yang membuncak membuat Tarjo tak kuasa menahan untuk segera menyapanya. Setelah puas melihat wajah Arif Suyono Tarjo mengeser sedikit arah teleskopnya. Tepat di telingga. Tidak mau menganggu prosesi menyanyikan lagu kebangsaan “Rif, ini Tarjo temanmu.....” bisik Tarjo tepat di depan telingga Arif Suyono yang terlihat besar dan jelas di teleskop.

Lagu kebangsaan berakhir. Penonton yang tadi meminjamkan teleskop memandang Tarjo yang masih memegang teleskopnya dengan heran. Tarjo masih terus membisikkan “Rif, ini Tarjo temanmu..... Rif, ini Tarjo temanmu.....”” tentu saja Arif Suyono di lapangan tak mendengar bisikkan itu dari tribun atas GBK.

Cerita ini fiksi belaka, penghibur hati yang gulana, tapi bangga dengan TimNas.

Bandung, 30 Desember 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun