Tetapi akau tidak menyerah . segala cara kulakukan mulai membaca tips-tips menulis di buku., internet. Meminta saran teman yang senior dalam kepenulisan. Dan cara cara lain yang sudah kulakukan sebelum akhirnya aku menyerah.
Ditengah kekalahanku dengan ketakutan menulis. Aku berdiskusi dengan diri sendiri dan bertanya. Kenapa aku kalah dengan ketakutanku sendiri. Oh apakah jawaban jawaban tips menulis yang selama ini kudapatkan bukan sebenarnya jawaban dari persoalan sejatinya. Maka aku berkontemplasi. Lebih dalam hanyut memikirkan apa yang salah dari diriku sehingga aku begitu takut dengan menulis.
Dua bulan terakir ini aku mulai menemukan secuil jawaban. Selain jawaban jawaban dulu yang ternyata adalah secuil yang lain. nafsu pamer, ingin dinilai WAH dan bahkan menyombongkan adalah tembok yang selama ini menghalangiku untuk menulis. Nafsu nafsu inilah yang menakutiku untuk menulis. Yang jelas-jelas berhasil membuatku tidak menulis.
Maka dengan yakin bersih. Sekarang aku mulai menulis. Aku tidak lagi takut salah dalam menulis karena aku tidak lagi menginginkan kesempurnaan dalam tulisanku. Sudah kubuang-buang jauh nafsu perasaan itu. aku tidak takut menulis karena aku hanya ingin berbagi kepada sesama tentang sekitar, tentang sesuatu didalam otak ini atau sesuatu lain yang di hati ini.
Tentang tulisanku ini. kuulangi sekali lagi. aku hanya ingin berbagi dan beberapa lain yang tidak sulit untuk dilakukan –Biarlah yang sulit dikerjakan oleh orang-orang yang sulit. Aku ingin memulai yang sederhana dengan cara sederhana pula.