Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat untuk Anak Perempuanku: Anakku, Ayah Ingin Seperti Nabi Muhammad

29 Oktober 2020   09:33 Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:47 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://tirto.id/

Anakku saat ini saat  yang tepat menceritakan sosok Nabi Muhammad saat peringatan hari kelahirannya. Ayah baru bisa menceritakannya saat Maulid Nabi Muhammad di tahun 2020 atau 12 Rabiul Awal 1442 H.

Anakku aku ingin seperti Nabi, ketika pulang kemalaman karena tidak ingin mengganggu nyenyaknya tidur Bunda Aisyah, nabi tidur di luar.  Berbeda dengan ayahmu ketika pulang mengetuk pintu dengan berulang-ulang karena lama dibuka.  “Lama sekali buka pintunya kan dingin di luar? Lagian masih siang sudah pada tidur”.   

Hamba rindu padamu ya Rasul!   

Anakku suatu saat nabi mengajak balap lari Bunda Aisyah, Bunda Aisyah yang biasanya cekatan dan pernah mengalahkan Nabi tertinggal di belakang beliau, Bunda Aisyah tersenyum karena badannya memang saat itu sudah sedikit gemuk.  Begitulah Nabi menjaga romantisme percintaan beliau.

Anakku ketika Bunda Aisyah salah menyuguhkan air manis kesukaan nabi karena ternyata yang dimasukkan air garam, nabi meminum sampai habis dengan wajah yang tetap teduh.  Bunda Aisyah heran karena biasanya saling berbagi minuman, seteguk nabi, seteguk Bunda Aisyah.  Tapi hari itu airnya dihabiskan nabi.  Karena penasaran sisa tetesan di gelas dicoba oleh Bunda Aisyah betapa kagetnya ketika rasanya asin. 

Mulianya dirimu ya Rasul!

Seandainya bukan karena perintah Allah, Nabi akan tetap mencintai Bunda Khadijah seorang.  Nabi saat bersama Bunda Khadijah benar-benar menjaga cintanya.  Pengorbanan Bunda Khadijah sangat luar biasa, seluruh awal perjuangan Nabi, beliaulah pendukung utamanya, harta dan seluruh cintanya untuk mendukung perjuangan nabi Muhammad

Inilah kisah saat Bunda Khadijah meninggal.  Rasulullah SAW berkata di dekat jasad Khadijah, "Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu."

Masih dalam perasaan sedih, Rasulullah kembali berkata pada Khadijah yang sudah meninggal dunia. "Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”

Tiada cinta seagung dirimu ya Rasul!

Sering menahan lapar karena lebih banyak berbagi untuk orang lain.  Sering mengganjal perutmu dengan batu, saking laparnya dirimu.  Meskipun hinaan sering kau terima Engkau balas dengan kasih sayangmu.  Bahkan saat Engkau akan wafat Engkau masih teringat umatMu.  Umati, umati itulah yang keluar dari mulutMu yang suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun