Mohon tunggu...
Guruh Pratama
Guruh Pratama Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menjadi baik dan berusaha menjadi lebih baik. Carpe Diem

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mandiri dan BNI Bersatu, MEA Kita Melaju

2 Februari 2015   19:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="505" caption="MEA"][/caption]

Tahun 2015 ini merupakan tahun persiapan untuk Indonesia. Bagaimana tidak, pada akhir 2015 ini negara Indonesia harus menghadapi sebuah perhelatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, yaitu ASEAN Economy Community alias MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Ini bukan sembarang event. Karena event ini merupakan sebuah pintu gerbang Indonesia terhadap persaingan ekonomi yang lebih terbuka. Kalau dulu instansi ekonomi (swasta ataupun negeri)  di Indonesia bersaing di dalam negeri saja, maka pada MEA nanti mereka semua akan bersaing secara bebas di Asia Tenggara.

Ada beberapa aspek yang harus disiapkan untuk menghadapi MEA. Mulai dari kemapanan ekonomi, kesiapan SDM, SDA, pembenahan sektor ekonomi andalan seperti pariwisata sampai masalah perbankan. Semuanya butuh waktu, tapi sebenarnya ada satu aspek yang bisa disegerakan untuk siap berlari saat MEA nanti. Yaitu sektor perbangkan.

Sektor perbankan penting dalam kompetisi ekonomi terbuka ini. Perbankan, menjadi salah satu tumpuan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Namun sayangnya, walaupun sangat penting dalam hal keuangan, perbankan di Indonesia bisa dikatakan belum siap secara modal untuk bersaing ke level lebih tinggi. Di Indonesia sendiri, ada 3 Bank BUMN yang akan dipersiapkan untuk bersaing di MEA, yaitu Mandiri, BNI 46, dan BRI.

Merger Bank Sebagai Solusi

Masalah terbesarnya adalah, Indonesia hanya memiliki waktu kurang dari setahun untuk melakukan persiapan pemodalan kepada para Bank BUMN ini dalam menghadapi MEA. Berbagai kebijakan mungkin saja tengah dipikirkan oleh Menteri Keuangan dan Menteri BUMN, namun tetap saja dibutuhkan langkah “roro jonggrang” untuk menghadapi MEA yang sudah didepan mata.

Salah satu solusi yang paling sering dihembuskan adalah Konsep Merger Bank. Ini merupakan konsep meleburkan dua Bank BUMN raksasa menjadi satu entitas baru yang siap menghadapi MEA. Isu merger ini sempat terhenti karena hingar binger Pilpres 2014, namun kemarin mulai terdengar lagi.

Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa Bank Mandiri dan BNI di merger saja agar bisa bersaing di MEA nanti. Menurut dia, melakukan peleburan terhadap kedua Bank BUMN tersebut dapat menjadi solusi yang cepat dan efisien dalam menghadapi MEA. Karena, jika untuk MEA kedua bank tersebut masih harus diberikan suntikan pemerintah, maka sudah tidak ada waktu dan sangat memboroskan anggaran, karena banyak sektor yang masih membutuhkan anggaran.

Toh, dengan dilakukannya peleburan antara Bank Mandiri dan Bank BNI46 akan didapatkan satu entitas baru lembaga Bank di Indonesia yang cukup kuat untuk bersaing di kancah Asean. Memang belum sekuat DBS di Singapura ujar Bambang, namun cukup kuat untuk bersaing di ASEAN.

Maka, sekarang kita hanya bisa melihat apakah yang akan terjadi pada dua Bank BUMN terbesar di Indonesia ini. Apakah akan merger atau kembali mendapatkan suntikan dana. Saya berharap kalau kedua Bank ini melebur saja. Pertama karena alasan efisiensi, kedua karena alasan was-was menuju MEA. Jangan sampai, Bank BUMN Indonesia akhirnya kalah pada kancah MEA dan tidak menjadi tuan sendiri di negeri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun