Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Ilmu Sejarah dan Pergulatan Mencintai Ilmu yang Tidak Diminati

21 September 2020   09:56 Diperbarui: 22 September 2020   10:03 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

Apakah sekedar makanan enak, hotel yang bagus, dan fasilitas yang lengkap? Bukankah para pelancong itu petualang yang keingintahuannya luar biasa?

Semua warga negara harus diawali dari sejarah untuk melanjutkan keilmuwannya. Seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus belajar sejarah berdirinya bangsa, sejarah TNI dan berbagai macam sejarah TNI wajib dipahami agar tidak salah langkah hari ini dan hari esok. Seorang ilmuwan Fisika, Kimia, Matematika, Komputer, Mesin, Atom dan semua keilmuwan harus memahami sejarah keilmuwannya.

Ketika terjadi Covid-19, maka yang pertama dipelajari adalah sejarah virus yang pernah terjadi di dunia. Setelah dipelajari ditemuilah flu Spanyol 100 tahun yang lalu. Dalam sejarah flu Spanyol, ternyata manusia yang paling banyak meninggal ketika tahap kedua. 

Masyarakat Spanyol sempat percaya diri bahwa flu sudah reda, kemudian flu menyebar lagi dimana-mana dan terjadilah tragedi flu Spanyol. Mengingat sejarah itu, seluruh dunia berjaga-jaga agar kasus seperti sejarah flu Spanyol tidak terjadi lagi. Sejarah flu Spanyol menjadi referensi dalam mengambil kebijakan. 

Berbekal pengetahuan Matematika, Fisika dan Kimia saya ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan lulus pilihan kedua di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kealautan (Faperika) Universitas Riau (UNRI). Ketika UMPTN hari pertama soalnya terdiri dari 30 soal Bahasa Indonesia, 30 soal Matematika Dasar dan 15 soal PMP.

Hari kedua ujian IPA dan IPA terpadu. Jadi, Bahasa Indonesia dan PMP saya teramat lemah. Ketika membaca lulus di pilihan kedua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pilihan kedua dan jauh dari kampung halaman, timbul niat ke Perguruan Tinggi Swasta (PTN) saja.

Tetapi, takut memberitahukan orang tua. Dalam kondisi hati yang galau saya putuskan mendaftar kuliah di UNRI.

Belajar di Faperika itu hanya sedikit ilmu Matematika, Fisika dan Kimia, selebihnya adalah terkait ilmu-ilmu Biologi seperti Ekologi, Ekologi perairan, Mikrobiologi, Limnologi, Avertebrata, Planktonologi, Ichtiologi, Ilmu Pakan, Ilmu Penyakit Ikan, dan hampir semua mata pelajaran terkait ilmu Biologi. 

Betapa stresnya saya kuliah Ketika itu. Dalam kondisi asal kuliah saja, saya mencari kesibukan dengan aktif organisasi. Ketika aktif organisasi itulah saya tertarik ilmu-ilmu politik, Sosiologi dan Athropologi. Ilmu-ilmu sosial yang dulunya tidak tertarik menjadi sangat menarik. Dari isu sosial saya tertarik dengan ilmu lingkungan.

Sampai saya akan menjadi sarjana, saya belum mencintai ilmu perikanan dan kelautan. Ketika menyelesaikan skripsi, isu poltik, sosial dan lingkungan menjadi bacaan utama. 

Sekali-sekali membaca buku tentang kekristenan. Ketertarikan saya dengan ilmu politik membuat saya lebih dekat dengan dosen Ilmu Politik dibandingkan Ilmu perikanan dan kelautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun