Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Money

Berperilaku Cerdas di Tengah Ketidakpastian

26 Mei 2020   16:48 Diperbarui: 26 Mei 2020   16:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika  hartamu hilang, tiada yang  hilang.  Ketika kesehatanmu terganggu, sesuatu hilang.  Ketika karaktermu hilang, maka semua telah hilang. 

Billy Graham. 

Berbicara perilaku, maka berbicara karakter. Billy Graham  seorang tokoh gereja di Amerika  menekankan betapa  pentingnya karakter. Karakter kita mempengaruhi suasana  di rumah, dikomunitas dan di ruang publik.  Karakter kita juga menyangkut nasionalisme kita  untuk bangsa kita tercinta Indonesia. Karakter kita mempengaruhi sikap kita berkontribusi menjaga kestabilan nasional, yang salah satunya menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK). Kontribusi apa yang hendak kita berikan untuk menjaga kestabilan  sistem keuangan bangsa kita.

Ketika saya membaca  kompetisi blog oleh kompasiana,  saya tertarik. Kemudian, saya bertanya dalam diri saya, apa motivasi saya  mengikuti kompetisi blog Kompasiana?. Apakah hadiah atau  memberikan kontribusi cerita pengalaman pribadi untuk menguatkan atau berbagi  cerita ke sesama warga Negara dalam rangka menjaga  SSK?.  Kemudian saya baca pengantar kompetisi di Kompasiana dan menonton video pengantar  untuk memperdalam tulisan. Saya membaca bahwa Bank Indonesia (BI) membutuhkan pengalaman pribadi untuk menjaga SSK.  Berbagi cerita dan diharapkan  dampak  cerita ke yang lain,  kemudian cerita yang lebih baik atau menarik akan mendapatkan hadiah, itu yang ideal. Hadiah adalah dampak kerja, bukan tujuan menulis cerita pengalaman. Dengan alasan itulah saya ikut memberikan kontribusi tulisan ini. Sebab, berbicara perilaku maka harus dimulai dari diri sendiri. Menjaga motivasi itu termat penting untuk menjaga perilaku agar konsisten.

Guru besar  Ilmu Lingkungan Universitas Padjajaran (UNPAD)   Otto Sumarwoto menulis buku dengan judul, "Atur Diri Sendiri". Dalam buku Atur Diri Sendiri  menceritakan bahwa  bumi ini  dapat kita selamatkan dari pemanasan global (global warming) harus dimulai dari diri sendiri.  Berperilaku terhadap penghematan Sumber Daya Alam seperti  penggunaan air, pola makan,  menggunakan kendaraan  seperlunya (gunakan sepeda atau jalan kaki jika jarak dekat),  berpakaian yang ramah lingkungan dan lain sebagainya.  Otto Soemarwoto pada intinya mengatakan bahwa bumi selamat jika dimulai dari perilaku diri sendiri.  Lingkungan akan lestari jika dimulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas, Negara dan dunia.

Guru besar Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) M. Soerjani mengatakan,  jika bumi tidak mengalami pemanasan global maka  kita perlu meneladani  Nabi Muhammad dan Nabi Isa. Nabi Muhammad bersabda, "berhentilah makan sebelum kenyang,  dan minumlah sebelum haus".  Nabi Isa berkata, " berikan kami hari ini  makanan kami  yang secukupnya".  Jika  dua nabi ini kita tiru maka  pemanasan global tidak akan terjadi.  Kemudian M. Soerjani mengutip Mahatma Gandhi yang mengatakan,"bumi hanya cukup untuk orang  baik,  tetapi tidak cukup untuk orang yang rakus".

M. Sorjani  seringkali menceritakan perilaku harimau yang seringkali kita sebut binatang buas, padahal harimau itu makan seadanya. Harimau jika  sudah kenyang  dia akan tidur dan tidak membunuh hewan lain lagi. Lain dengan manusia yang kalau berburu,  manusia akan membunuh semampunya. Manusia tidak peduli akan hari esok.  Hewan bajing  makan kelapa hanya untuk kebutuhan satu hari, demikian juga monyet tidak akan pernah mengumpulkan bekalnya.  Bagaimanapun  peningkatan jumlah populasi  binatang di hutan, tidak pernah hutan rusak karena binatang. Tetapi ketika manusia masuk hutan, maka hutan rusak dan dapat menimbulkan banjir.  Binatang di hutan mampu menjaga keseimbangan ekosistem hutan.

Manusia acapkali berkata, kalau hanya saya saja yang berperilaku baik, tidaklah  berpengaruh nyata (significant). Jika semua manusia  berpikiran seperti itu, maka terjadilah akumulasi kesalahan yang mengakibatkan korban semua.  Cara berpikir seperti itulah yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

Dalam konteks manusia yang acapkali menyebut kalau hanya saya yang berperilaku baik tidak akan berpengaruh nyata  (significant), maka  saya teringat sebuah cerita dosen saya ketika kuliah di Bogor. Dosen saya bercerita bahwa,   "di  sebuah kerajaan yang wilayahnya penghasil madu, sang raja memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan  madu  sebanyak 5 tong dari seluruh rakyat kerajaan itu".   Setelah dihitung jumlah penduduk, maka diputuskan 2 sendok makan tiap keluarga.   Ketika mengumpulkan, para penduduk mengumpulkan 2 sendok air bersih. Hanya 10 %  penduduk yang mengumpulkan madu 2 sendok. Penduduk itu berpikir bahwa kalau hanya saya  mengumpulkan  air maka tidak berpengaruh nyata (significant).  Ternyata setelah dikumpulkan madu itu, terkumpul  90 % air bersihdan 10 % madu.  Melihat keadaan itu, murkalah raja dan melenyapkan  seluruh penduduknya. Raja mengatakan, "rakyatnya penghianat raja".

Buku " Atur  Diri Sendiri",   kutipan  M. Soerjani dari Sabda Nabi Muhammad dan Nabi Isa, juga pendapat Mahatma Gandi dan cerita murka raja kepada rakyat yang dianggap penghianat itu sangat menginspirasi  hidup saya dalam berperilaku.  Kemudian, saya  sangat setuju dengan pernyataan Billy Graham yang mengatakan bahwa ketika karakter kita hilang, maka semua telah hilang dalam diri kita. Karakter kita merupakan nilai-nilai hidup kita.

Inspirasi dari para tokoh itu  tertancap dalam relung hati  saya sehingga  sikap saya terhadap uang adalah memahami bahwa uang itu hanyalah  alat tukar.  Uang hanya untuk mempermudah transaksi  kita untuk mengoptimalkan pekerjaan kita di dunia ini.  Di masa Pandemi Covid 19,  saya stay at home, dan bekerja dari rumah (Work From Home).  Kami  menggunakan uang   untuk kebutuhan makan,  membeli alat-alat olah raga yang bisa dimainkan di rumah seperti catur, foosball, bola basket, bola Volly,  dan badminton. Sesekali ke ATM jika ada teman  yang membutuhkan uang.  Tidak sedikitpun tergoda agar menyimpan uang karena kekuatiran apapun. Pasrah dan sadar betul bahwa  kontribusi diri sendiri untuk  kestabilan semua aspek kehidupan berbagsa dan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun