Mohon tunggu...
Gunawan Mahananto
Gunawan Mahananto Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary people with extraordinary loves

From Makassar with love

Selanjutnya

Tutup

Sosok

JK sebagai " Stabilizer" Negara Masih Sangat Dibutuhkan

7 Agustus 2018   10:58 Diperbarui: 7 Agustus 2018   11:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : www.merdeka.com

Saya ingat waktu debat pilpres tahun 2014 waktu itu JK sempat sakit dan debat dilalui dengan kurang baik. JK sempat di rawat di RS saat itu. 

Kalau hasil pilpres saat itu, Debat pilpres sebagai faktor utama , maka posisi pasangan Jokowi - JK saat itu adalah dibawah pasangan lawan nya Prabowo - Hatta. 

Masih ada satu kali debat terbuka dan sepertinya. tuhan membantu memberi jalan. Duet Jokowi - JK tampil prima dan berani dalam debat. Dan membuat lawan debat nya terlihat kebingungan. Pasangan Prabowo - Hatta yang sebelumnya diatas angin ,mungkin tidak menyangka kebangkitan pasangan Jokowi - JK. 

Momen saat itu dimanfaatkan JK dengan sangat elegan, terlihat piawai dan sangat berpengalaman, bagaimana urus negara dan membawa negara ini kedepan. 

Jokowi yang tenang dan percaya diri ikut melengkapi keduanya. Sukses debat akhir  saat itu membawa pasangan Jokowi - JK meraih kemenangan. Paling tidak di mata pemilih yang modern dan kalangan menengah di masyarakat. 

Fungsi JK sebagai penguat dan penyeimbang presiden dalam laksanakan tugas keseharian ,juga terus di lakukan.  Presiden Jokowi yang jauh lebih muda selalu di dukung oleh JK yang lebih tua dan pengalaman . 

JK yang selalu meletakkan posisi nya sebagai " negarawan" yang berada dalam posisi merangkul semua golongan dan kepentingan adalah strategi tepat mengurus negara. Namun, tetap tugas mengawal, mendukung dan mendampingi presiden selaku kepala negara tetap nomor satu. 

Salah satu tugas wapres ideal ala JK yang dibuktikan seperti uraian diatas  adalah saat Jokowi dalam pidato di depan relawannya  yang kira kira ,"berani kalau diajak berantem." 

Kalimat dalam pidato ini lalu ditafsirkan negatif oleh lawan politik Jokowi. Ini seperti " ajakan kekerasan". 

Diantara argumen oleh beberapa pendukung Jokowi yang mengkonter tuduhan tuduhan salah, saya melihat cuma JK yang bisa mengkonter dengan bijak dan menyejukkan. Yakni ,  "Kan, Pak Jokowi tidak mengatakan 'hantam', itu cuma mempertahankan diri, jadi wajar saja,"

Ini komentar cerdas dan sangat negarawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun