Mohon tunggu...
Gunawan Sriwibowo
Gunawan Sriwibowo Mohon Tunggu... profesional -

Insan biasa yg mencoba berbagi hal2 melingkupi kita walaupun kecil namun insyaAllah ada manfaatnya.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Berjilbab Sama dengan Berzina?

4 November 2010   01:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 2446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang muslimah yang belum berjilbab sama saja dengan melakukan zina? Secara nalar rasanya masuk akal karena keduanya berujung pada tindakan tidak mematuhi (perintah/larangan) Allah SWT.  Tapi memang faktanya, banyak sekali alasan bagi seorang muslimah untuk tidak segera menutup auratnya.

Apa yg lebih sering dijadikan alasan oleh seorang muslimah belum berhijab (memakai jilbab)? Yang paling sering saya dengar adalah karena mereka belum siap (hatinya). Ada juga yang beralasan tempat kerja tidak mengizinkan. Dan banyak lagi alasan lain.

Ada seorang teman menanyakan kepada sahabatnya mengapa belum berjilbab. "Saya belum siap, mungkin belum dibukakan hati oleh Allah..." Aneh, pikir saya.

Belum siap bagaimana, bukankah memakai jilbab itu hukumnya wajib bagi seorang muslimah? Kalau begitu, dengan sadar dia tiap hari melakukan dosa kepada Allah, karena melanggar perintah-Nya. Ibaratnya sholat 5 waktunya (kalau dia sholat 5 waktu) pun jadi sia-sia karena pahalanya segera terhapus dengan dosa-dosanya karena membuka aurat.

"Kalau nggak ikhlas, memakai jilbab juga percuma... " Kilahnya lagi. Tambah aneh.

Mau ikhlas atau tidak, bagaimana perintah Allah harus dijalankan bukan? Bukankah yang terpenting adalah kita bisa terhindar dari dosa setiap hari karena tidak berjilbab? Masalah keikhlasan itu pun lebih tepat kita serahkan kepada penilaian Allah SWT.

Coba saja kita ingat, saat pertama akhil baligh, dan harus mulai menjalankan sholat 5 waktu, apakah waktu itu kita mempermasalahkan kita sholatnya ikhlas atau tidak.  Saya kok hampir seratus persen yakin, kita masih menjalankan sholat 5 waktu pertama kalinya ya ikut-ikutan atau karena takut, dlsb. Seiring berjalannya waktu, kita bisa menata hati kita untuk menjalankan sholat dengan lebih khusyuk dan ikhlas.

"Alaaahhh... yang pakai jilbab saja banyak yang berkelakukan tak baik..." Wowowo... kok malah ngomongin/nyalahi orang lain... Jangan tambah dong dosa kita karena berghibah dan fitnah.

Mereka yang beralasan tidak dibolehkan tempat kerja juga merupakan tantangan keimanan seorang muslimah. Tantangan apakah ia punya keyakinan bahwa rezeki itu hanya datang dari Allah SWT, atau dari yang lainnya. Toh tidak sedikit wanita berjilbab untuk punya karir yang baik di berbagai perusahaan. "Cari kerja kan tidak semudah membalik telapak tangan..." katanya. Ya itu kembali, bahwa alaasan belum berjilbab karena tempat kerja adalah merupakan tantangan keimanan seorang muslimah.

Tak sedikit muslimah yang belum berjilbab ini juga penentang keras poligami.  Hal ini lebih aneh. Perintah Allah SWT untuk berjilbab tidak dijalankannya, juga syariat tentang poligami ditentangnya. Bagaimana ini? Apakah memang syariat itu bisa dipilah-pilih untuk  dijalankan hanya yang enak-enak saja bagi kita?  Bukankan kita dituntut untuk menjalankan syariat secara kaffah (menyeluruh)?

Ada kisah, seorang perokok dimarahi oleh seorang perempuan yang tidak berjilbab. Perokok itu balik marah dan berkata panjang lebar, "Apa yang saya lakukan ini hanya mengganggu ibu bukan? Tapi apa yang ibu lakukan (membuka aurat) telah membuat dosa pada Allah, juga pada saya karena saya jadi melihat aurat ibu... "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun