Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis adalah usaha Meng-ada-kan ku

Mencari aku yang senantiasa tidak bisa kutemui

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kode Keras Jokowi, PDIP Mengikuti?

23 Mei 2022   17:01 Diperbarui: 23 Mei 2022   17:14 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo: news.detik.com

Dalam pertemuan Nasional Projo, organisasi pendukungnya, Jokowi memberikan signal siapa yang akan didukung oleh dirinya. Saat itu Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo hadir. Secara guyonan ala Jokowi dia mengatakan, "Jangan tergesa-gesa mendukung, walau yang didukung saat ini ada di sini".

Apakah signal Jokowi ini akan disambut oleh PDIP?

Memang saat ini PDIP lewat Ketum nya Megawati belum secara formal menunjuk siapa  yang akan didukung partai Banteng bermoncong merah ini pada Pilpres 2024, namun nampaknya Putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani menunjukkan ambisi untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini. 

Ambisi putri Ketua Umum ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja, bahkan ada tanda - tanda tokoh PDIP mulai merapatkan barisan untuk mendukung keinginan putri mahkota ini. 

Hal itu ditampakkan dengan sindiran dan perlakuan yang kurang simpatik pada Ganjar Pranowo. Peristiwa terakhir mengenai sikap ini ditunjukkan ketika Ganjar tidak diundang pada acara Halalbihalal partai ini di Jawa Tengah.

Keinginan dan peluang nampaknya tidak selalu sejalan. Walau Puan punya ambisi, namun pada hasil berbagai survei Gubernur Jawa Tengah ini selalu di peringkat atas, sebaliknya hasil survei Puan senantiasa di nomor buncit.

Melihat realita ini, suatu pertanyaan besar muncul, apakah PDIP lewat Ketua Umumnya akan tetap menunjuk Puan Maharani sebagai Capres walau resiko kekalahan sudah hampir pasti akan dihadapi?

Sebenarnya peristiwa yang hampir sama pernah terjadi ketika dahulu PDIP mendukung Jokowi menjadi Capres. Waktu itu sebenarnya Megawati sendiri masih punya ambisi untuk menjadi Capres, namun hasil survey menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang lebih suka Jokowi. 

Saat itu Jokowi sendiri masih sebagai "tamu" dan tidak punya peran penting di PDIP. Namun, akhirnya Megawati memilih Jokowi karena melihat bahwa, berdasarkan hasil survey,  tidak mungkin melawan keinginan masyarakat. 

Apakah kali ini Megawati juga akan memutuskan hal yang sama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun