Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru di Mata Alumni

25 Maret 2018   03:58 Diperbarui: 25 Maret 2018   04:29 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ijoomla.com

Ide tulisan ini muncul ketika saya berkunjung ke kos salah seorang teman. Lebih tepatnya kala ia dan teman-temannya bercerita tentang masa sekolahnya dulu. Dan, salah satu objek yang diceritakan adalah guru-gurunya.

Guru di mata siswa-siswa memang melahirkan beragam pandangan, apalagi bagi alumni sekolah yang bersangkutan. Ada saja cerita yang berkesan, inspiratif, bahkan sampai ke hal yang lucu. Setidaknya, sebagai obat kerinduan terhadap guru, bercerita dan "meraba" kembali di masa itu adalah hal yang biasa saja. Apalagi jika hal itu tengah berkumpul dengan teman lama dan satu sekolah. Pasti, menceritakan masa-masa sekolah adalah sesuatu yang sangat "menarik" untuk dikenang kembali.

Guru di mata alumni memiliki ruang tersendiri, tergantung individu masing-masing. Jika guru kala mengajar dan mendidik menggunakan metode yang begitu menarik, maka kesan yang menonjol takkan jauh dari itu. Jika guru "galak" di ruang kelas, maka kesan di mata siswa dan alumni juga, umumnya tidak akan jauh dari itu. Ya, realita di lapangan mengatakan demikian. Kita boleh melihat dalam diri masing-masing. Ketika kita mengingat guru A, misalnya, maka akan muncul dalam benak kita sesuatu yang "menonjol" dalam diri guru A yang dimaksud. Yang pasti pribadi masing-masing yang lebih mengetahui hal itu.

Contoh lain lagi, misalnya guru yang "suka" memberikan PR kepada siswanya akan "dicap" demikian oleh anak didiknya. Guru yang giat memberikan ungkapan motivasi sebelum pembelajaran dimulai misalnya, akan dikenang oleh siswanya sebagai guru motivator. Guru yang suka memberikan cerita humor (yang bernilai edukasi), tentu akan dicap oleh siswa-siswanya sebagai guru humoris. Guru yang terus melahirkan karya tulis, juga akan dinisbatkan sebagai guru penulis di mata mereka. Begitu seterusnya. Hal semacam ini juga berlaku di mata alumni. Mungkin juga takkan terlupakan.

Pandangan berbeda di antara para siswa dan/atau alumni terhadap guru-gurunya adalah sah-sah saja. Boleh jadi pada guru B, di mata alumni X tidak sama dengan alumni Y. Ya, begitulah. Namanya pandangan, berbeda adalah hal yang lumrah dan wajar-wajar saja. Tergantung kesan yang didapat ketika sekolah dan pada saat belajar dari para guru juga. Bagaimana pun juga, guru tetap menjadi orang yang sangat berjasa dalam proses pendidikan siswa-siswanya. Beliau-beliau wajib kita hormati, apa pun alasannya.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun