Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggapan Jokowi Atas Kasus Video Mesum Pelajar SMPN 4 Jakarta

26 Oktober 2013   05:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 6560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap ada kejadian yang menghebohkan di Jakarta, apalagi yang beraroma negatif pastilah dihubung-hubungkan dengan pak Jokowi. Itulah resikonya menjadi pemimpin yang sejati, harus bertanggung jawab atas segala yang menimpa warganya. Jadi tak ada istilah lari dari tanggung jawab seperti pemimpin lain yang lempar-lemparan tanggung jawab jika terjadi suatu kasus.

Kasus yang memalukan ini bukan saja mencoreng warga Jakarta tapi juga seluruh instansi pendidikkan di Indonesia. Seharusnya SBY juga merasa malu. Siswa-siswa SMP yang notabene masih tergolong anak-anak dibawah umur (belum 18 tahun). Sudah melakukan perbuatan layaknya suami istri dan direkam serta disebarkan di facebook pula.

Atas kejadian ini media langsung mendatangi jokowi. Biasalah media dan orang-orang yang tak suka Jokowi kalau ada apa-apa di Jakarta langsung mencari-cari pak Jokowi. Sementara pak Jokowi sendiri belum mendapat laporan dari instansi terkait.(sumber).

Sementara pak jokowi belum bisa berkomentar apa-apa karena belum ada laporan terkait kasus itu baik dari instansi sekolah maupun dinas pendidikkan setempat. Kasusnya memang sudah dilaporkan ke polisi oleh orang tua salah-satu pelaku yang mengaku anaknya dipaksa.

Kelakuan siswa dan pelajar yang memprihatinkan ini sungguh diluar nalar dunia pendidikkan yang sudah mulai maju dengan maraknya guru profesional yang menelan biaya tinggi dan juga mutu yang terjamin karena adanya UN secara nasional yang menjadikan kualitas sekolah standar secara nasional. Alih-alih siswanya berkelakuan baik malah berbuat mesum di sekolah dan disebarkan di sosial media yang bisa ditonton oleh seluruh dunia. Sungguh memalukan.

Sekolah seharusnya juga bertanggung jawab. Pihak sekolah yang notabene menjadi pamong terhadap anak-anak saat jam sekolah tidak boleh lepas tangan dengan mengeluarkan anak-anak itu dari sekolah maka mereka tak mau disangkut pautkan. Inilah yang sering terjadi.

Moralitas anak-anak di negeri ini sudah demikian parahnya tak lepas dari tingkah laku orang tua dan pemimpin negeri ini juga yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Banyak orang tua hanya memikirkan karirnya tanpa memperhatikan akhlak anak-anaknya. Juga para pejabat hanya memintingkan mengeruk kekayaan negara untuk dirinya dan kroni-kroninya sehingga akhlak negeri ini sudah rusak. Lihat saja kasus Akil Mochtar seorang hakim agung mahkamah konstitusi dan sekaligus ketua MK juga terkena kasus korupsi dan ada ditemukan ganja dan obat kuat di ruang kerjanya.

Semua itu sebagai matarantai kebobrokkan moral yang ditunjukkan hanya sebagian kecil saja, belum lagi masalah yang tidak terekspos media yang mungkin banyak sekali jumlahnya. Hal inilah yang seharusnya dipikirkan oleh para pemimpin dan pejabat di negeri ini.

Solusi yang mungkin dilakukan dengan lebih memperhatikan anak-anak kita di rumah. jangan biarkan anak-anak menggunakan hp dan media sosial tanpa pengawasan kita sebagai orang tua. Juga beri anak-anak pendidikkan seksual dari kita orang tuanya jangan sampai mereka belajar dari orang lain atau dari teman-temannya yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan cenderung menjerumuskan.

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun