Bagi sebagian orang, move on dari eks-pacar bukanlah perkara mudah, kawan. Alasannya banyak, bisa karena masih anu dan nganu.
Tapi, jika dibiarkan berlarut-larut, saya pikir, akan melahirkan diskursus buruk. Semisal, kepala terasa berat hingga tidak lagi militan dalam menjalani hidup. Aih!
Ya, benar. Itu hanya proposisi saya semata. Tersebab di sini saya bicara bukan dalam kapasitas sebagai seorang psikolog, konsultan jomlo dan seterusnya. Tidak ya.
Tapi, lebih daripada itu, saya pikir, akar persoalan dari sukarnya move on adalah karena dua sebab: beban pikiran berikut perasaan, bukan? Iyalah, mosok karena reumatik dan asam urat naik. Wk wk wk
Nah, bertolak dari duo alasan dasariah itu, sebagai upaya menyiasati sulitnya move on dari eks-pacar, ada konsituen yang menyarankan beberapa hal, semisal: nyari anu lagi, atau pergi ke panti pijat--terapi saraf, hingga menghapus semua nganu tentang dia dari medsos, memori Hp/Laptop, misalnya.
Tapi, lagi-lagi, itu hanyalah strategi yang tidak selamanya manjur dan/atau berjalan mulus. Ya, namanya saja menghapus kenangan, kawan. Tidak bisa secepat kilat, pasti butuh waktu yang tak singkat. Begitulah, namanya juga usaha, sob.
Lebih daripada itu, sekadar saran saja, saya punya satu tip nih untuk basodara semua yang saat ini masih sulit untuk move on dari eks-pacar. Yaitu dengan bertani.
Ya, bertani, kawan! Lalu, apa setali tiga uangnya?
Berikut saya akan coba babarkan mengapa dengan bertani kita bisa cepat move on dari eks-pacar.
1. Bertani dapat membuat kita lebih militan dalam menjalani hidup
Nah, tepatnya kita belajar dari petani sajalah. Coba perhatikan kehidupan petani, hampir tidak ada keluh maupun kesah. Ya, kalaupun ada itu pasti masalahnya sangat teknis, seperti masalah irigasi, pupuk dan lain-lain.