Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Diary untuk Kedua Guru Sosio-Pertanian di Kompasiana

21 Januari 2021   22:23 Diperbarui: 21 Januari 2021   23:31 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi| Kain Songke Manggarai: lambang keharmonisan dan cinta/belajarbahasa.github.io

Kompasiana ini memang gerbang bagi segenap insyan tualang yang ingin berkenalan sekaligus menyimpan tanya tentang dunia luar. Setidaknya, sejauh ini saya punya proposisi seperti itu.

Bersyukur. Itu pulalah sepatah kata yang saya amini, sekurangnya, ketika memasuki tahun kedua di Kompasiana.

Saya bersyukur bukan tanpa sebab, tentu saja. Ihwal di Kompasiana, saya menjumpai dan berkenalan dengan banyak orang hebat. Hebat, karena modalitas yang mereka punyai ialah mampu mengajar, memberikan pencerahan sekaligus mengisi ruang-ruang kosong yang ada di dalam batok kepala saya dengan ilmu yang berarti.

Dan pada diary perdana ini, seraya bertolak dari minat belajar, saya ingin menuliskan sesuatu untuk kedua sosok guru yang amat saya kagumi dan idolakan.

1. Ibu Suprihati

Saya berkenalan dengan Bu Prih (panggilan kesayangan saya untuk Ibu Suprihati) sebulan setelah saya berhasil membuka ladang dan dibaptis jadi Kompasianer.

Setiap kali saya menelurkan artikel cengkeh, beliau selalu mampir membaca sembari memberi apresiasi. Demikian juga sebaliknya, saya hampir tak pernah ngabsen melawat ke artikel kebun beliau.

Yang membedaknnya adalah ketika saya berkunjung ke tulisan Bu Prih, itu berarti di sana saya benar-benar belajar, menimba inspirasi dan seterusnya. Sebaliknya, ketika Bu Prih berkunjung balik ke tulisan picisan saya, saya berpikiran, mungkin yang dipikirkan oleh beliau sebelum membaca adalah "hem.. Gui, kengawuran apalagi hari ini?". 

Huss.. jangan berprasangka yang bukan-bukan. Heu heu heuh

Tapi, jujur saja, saya pasti merasa girang tatkala tulisan saya selalu mendapat kunjungan dan atensi dari Bu Prih. Ya, meski tak dimungkiri bila tulisan saya sampai hari ini di Kompasiana, ritmenya gitu-gitu aja.

Lebih lanjut, dari tulisan-tulisan beliau juga, saya belajar banyak tentang seni menaja tulisan dari dan tentang kebun, merangkai badan artikel yang begitu rapi, bahasa yang dimuat baku, dan menarik untuk dibaca. Pokoknya maknyus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun