Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Roto, Kerajinan Tangan dan Produk Pengetahuan Mama-mama Manggarai

18 November 2020   03:39 Diperbarui: 27 Agustus 2022   11:49 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roto[keranjang] dan Loce[tikar] (Kompasianer/GUIDO REBA)

Dua hari yang lalu, misalnya, saya sempat singgah di Desa Pacar Pu'u, Kecamatan Pacar, Manggarai Barat, Flores.Maksud hati ingin menjumpai Mama Magdanela dan Mama Filomena di kediamannya masing-masing. 

Sampai di sana, saya melihat mereka berdua baru saja selesai mengayam Roto. Tak hanya mengayam Roto saja, mereka juga turut merajut Lose (tikar) dan Tange (bantal).

Di Desa Pacar, mereka berdua cukup dikenal sebagai mama-mama yang ulet membuat Roto, Lose dan Tange.

Selain Roto, produk kerajinan tangan seperti Lose dan Tange juga merupakan bentuk kerajinan tangan yang menyerupai tikar dan bantal. Keduanya sama-sama terbuat dari bahan baku daun pandan, plus kapuk untuk diisi ke dalam bantal.

Di Desa Pacar Pu'u, daun pandan ini banyak tumbuh di kebun, pekarangan rumah, pinggiran sungai dan hutan belantara. Begitu pula dengan pohon kapuk, misalnya.

Menurut mama-mama pengrajin ini, sebagai langkah awal pembuatan Lose dan Tange, sebagian irisan bambu dan daun pandannya direndam bersamaan dengan kayu pateng dalam sebuah ember/baskom selama 12 jam.

Baru setelah itu dijemur hingga kering, kemudian dipilah-pilah hingga kecil sebelum dirajut mejadi Roto, Lose dan Tange.

Demikian waktu yang diperlukan untuk menghasilakan satu Tange dan Lose biasanya dikerjakan secara manual selama empat sampai lima hari.

Cukup menarik memang, meski bahan baku Roto berbeda dengan Lose dan Tange, tapi ketiga kerajinan ini sama-sama dibuat dengan cara dirajut.

Loce (tikar) setengah jadi dan dalam masa pengerjaan. Terlihat disimpan bertumpukan dengan daun pandan kering di pojok gudang (Kompasianer/GUIDO REBA)
Loce (tikar) setengah jadi dan dalam masa pengerjaan. Terlihat disimpan bertumpukan dengan daun pandan kering di pojok gudang (Kompasianer/GUIDO REBA)
Swafoto Mama Magdanela bersama keluarga(Kompasianer/GUIDO REBA)
Swafoto Mama Magdanela bersama keluarga(Kompasianer/GUIDO REBA)
Lebih lanjut, bagi Mama Magdanela dan Mama Filomena, aktivitas mengayam dan/atau merjajut Roto ini bukan pekerjaan pokok mereka. Ihwal, sehari-harinya mereka bekerja sebagai petani ladang dan/atau pekebun kopi dan cengkeh.

Menurut penuturan mereka, aktivitas menganyam Roto ini hanya mereka lakukan pada saat memasuki musim panen saja. Karena sewaktu itu, kebutuhan masyarakat akan Roto sangat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun