Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apakah Pandemi Penyebab Utama di Balik Terjungkalnya Harga Komoditas Pertanian?

22 Agustus 2020   20:55 Diperbarui: 23 Agustus 2020   19:37 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertanian(Ervan Hardoko/KOMPAS.com)

(1)

Memprihatinkan! Lantaran hampir setiap hari kita membaca di media massa tentang masalah krusial yang membelenggu para petani hortikultura.

Pada dasarnya, masalah-masalah itu berkutat seputar harga komoditas pertanian yang terjungkal, keterbatasan ruang gerak dalam memasarkan hasil panen, dan lain sebagainya.

Sampai pada titik ini, tentunya kita semua bertanya-tanya apa sajakah penyebab di balik terjungkalnya harga sejumlah komoditas pertanian tersebut? Atau halnya, kenapa umumnya para petani mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil taninya?

(2)

Dalam sebuah sesi tanya jawab webinar KTNA dengan tema "Pertanian Natural Hortikultura, Sebuah Keniscayaan" yang disponsori juga oleh Kementerian Pertanian, Rabu (19/08/2020) siang, saya sempat bertanya kepada salah satu pemateri yang kebetulan adalah Ibu Retno Sri Hartati Mulyandari, Kepala Balai Pengelola Ahli Teknologi Pertanian (BPATP).

Saya bertanya kepada beliau; "Apakah saat ini tidak ada kebijakan dan/atau peraturan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menetapkan standarisasi harga komoditas hortikultura yang jelas di pasaran?.

Pertanyaan saya ini berangkat dari kesadaraan bahwa beberapa tahun terakhir ini harga sejumlah komoditas hortikultura di tengah petani acapkali terjun bebas.

Berkenaan sewaktu itu koneksi jaringan internet beliau terganggu, jadi jawaban dari Ibu Retno atas pertanyaan saya tadi terdengar ujungnya saja. Namun, pada beberapa menit terakhir beliau menerangkan bahwa, salah satu penyebab harga komoditas pertanian jatuh saat ini adalah ulah pandemi Covid-19.

Beliau melanjutkan, untuk saat ini aktivitas ekonomi memang belumlah normal. Sehingga tingkat konsumsi berbagai hasil pertanian tersebut belum bisa di serap secara merata oleh konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun