Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kenapa Menjelang Pilkada Baru Akrab dengan Masyarakat Sih, Pak?

29 Juli 2020   00:19 Diperbarui: 30 Juli 2020   13:04 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Karyawan melintas di dekat patung maskot Pilkada Kota Blitar Si Kendang Memilih (Si Danglih) di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). KPUD Kota Blitar memanfaatkan patung maskot Pilkada Kota Blitar Si Danglih sebagai media kampanye ajakan memakai masker bagi masyarakat guna mendukung program pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19. (sumber: ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI via kompas.com)

Karena hingga dipenghujung masa jabatan 2020 ini, banyak janji/program yang belum dikonkritasikan. Entah, mungkin sudah dilupakan. Atau malah bakal dijadikan komoditas jualan pada kampanye pilkada Desember mendatang. Entahlah.

Adalah sebuah fakta bila sudah terpilih, janji itu seperti bunyi kentut yang berlalu begitu saja. Belum lagi untuk sekadar 'say hallo' dengan rakyat, sudah jual mahal.

Kendati, fenomena politik seperti ini memang sudah biasalah terjadi di negeri ini ya. Nggak bikin kita kaget lagi pastinya.

****

Saya punya pengalaman menarik belum lama ini. Ya, kurang lebih seminggu yang lalu tepatnya. Persis ketika tengah hari, saat kami turun dari atas pohon cengkeh untuk beristirahat makan siang.

Tetiba saja beberapa orang datang menyambangi kami. Kebetulan kebun cengkeh saya letaknya persis didekat jalan raya.

Dari jauh saya sudah bisa menebak, oh, rupanya mereka itu tim sukses si pak nganu, salah satu kandidat kuat yang bakal ikut dalam kontestasi pilkada di Kabupaten saya.

Oke, saya menyambut mereka dengan baik. Saking ramahnya juga, saya mengajak mereka makan bareng. Untung saja mereka menolak. Entah, mungkin mereka tahu kalau saya sekadar basa-basi saja. Kendati ukuran nasinya nggak cukup. Wkwkwk

Mereka itu kebetulan teman saya juga. Ya, malah sering jumpa setiap hari. Wong ada yang tinggalnya sedesa kok.

Pendek kata, mereka bercerita banyak tentang bosnya. Apa visi-misi, prestasi, dan sebagainya. Sebagai orang awam, kami manggut-manggut saja. Yah, begitulah biar kesannya baik.

Mungkin mereka tahu bahwasannya kami sedang bekerja dan diburu waktu, akhirnya mereka pamit pulang. Tapi sebelum itu, mereka memberi kami 2 bungkus rokok. Entah, mungkin sebagai kompensasi atas waktu kami yang terbuang untuk mendengar coletahan mereka itu. Hahaha

Tapi ya, asyiknya politik memang begitu sudah. Terlepas dari subjek hasrat dan kehendak berkuasa dibaliknya, tentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun