Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggorok Leher Rasisme yang Menjijikan

3 Juni 2020   15:05 Diperbarui: 3 Juni 2020   15:04 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Say no to racism (Gambar: www.amuserr.com)

"IF you have a problem with someone's skin colour, you have a problem with the creator. He created us in a multitude of colours so we can appreciate diversity and live in harmony. Don't let anyone tell you who is more superior. Treat people fearly. The Almighty is watching" P. Allan Gegano. SVD

Rasisme telah mengkategorisasi manusia ke dalam kotak-kotak sosio-budaya tertentu. Demikian sekat-sekat rasial yang kerap melahirkan pandangan ras satu lebih tinggi dari ras lainnya.

Rasisme yang sering terjadi disekitar kita dewasa ini lebih mengarah kepada paham bahwa karakter seseorang lebih ditentukan oleh unsur-unsur biologis yang melekat pada diri sejak lahir. Dari pandangan ini, maka masyarakat dipisahkan menurut kualitas rasnya; ada ras yang dianggap lebih unggul dan ras lainnya yang dianggap lebih rendah.

Kita tidak perlu jauh-jauh ke Amerika untuk mendiskursuskan banalitas rasisme. Fakta didepan mata, rasisme di Indonesia masih terjadi hingga detik ini. Hanya saja, tidak sesengkarut di Amerika sana.

Hari-hari ini, kita masih menemukan komentar bernada rasis yang meledak-ledak dan menyasar sebagian ras dan/ atau golongan- suku di Indonesia.

Rasisme itu kemudian memasuki babak baru sejak pandemi COVID-19 merebak di Tanah Air. Orang-orang beretis Tionghoa, misalnya, dicap sebagai biang penyebab dibalik ini semua. Pun tuduhan masuknya virus ini akibat dari minoritas mengkonsumsi daging babi. Dan masih banyak lagi.

Hal yang sama juga dialami kami orang Indonesia Timur, karena warna kulit kami yang gelap, sering kali dianggap tidak pernah mandi, dekil dan ragam kalimat rasial lainnya. Tentu paham seperti ini sangat-sangat menjijikan.

Dari beberapa kasus ini, hematnya, kita di bumi Pertiwi masih belum siap untuk menerima perbedaan etnis, suku, agama dan ras. Bahkan perbedaan itu acap kali dipolitisasi demi syahwat politik para bajingan sektarian.

Menggorok Leher Rasisme yang Menjijikan

Menjadi sebuah ironi dan diskursus buruk ketika sikap dan keyakinan rasistik itu masih menjalar dan menggurita di tengah-tengah peradaban dunia saat ini.

Bila kita menyelisik narasi rasisme dan/ atau sikap maupun keyakinan rasistik itu disebabkan oleh adanya kesalahpahaman memaknai perbedaan. Perbedaan disini, mencangkup adat istiadat, agama, penampilan fisik dan cara melihat dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun