Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jalan Tengah, Menolak Hidup Susah dengan Menghindari Dua Ekstrim

10 Februari 2022   04:44 Diperbarui: 10 Februari 2022   04:51 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Tengah, Menolak Hidup Susah dengan Menghindari Dua Ekstrim (summitdaily.com)

Sudah sering terdengar keluhan dari orang-orang di sekitar kita bahwa hidup ini semakin susah. Apalagi Pandemi Covid-19 sudah berjalan hampir dua tahun. Semakin susah!

Bagaimana dengan kita sebagai umat Buddha? Apakah hidup ini susah?

Dalam syair Dhammapada, Sang Buddha sendiri telah berkata bahwa; Sungguh sulit terlahir sebagai manusia dan sungguh sulit hidup sebagai manusia.

Jadi benar adanya bahwa hidup itu memang susah. Tapi tunggu dulu. Jangan langsung pesimis, justru kita harus hidup realistis.

Hidup realistis dengan menerima kenyatan bahwa ada penderitaan (Dukkha) di sekitar kita. Itu tak terelakkan. Tidak perlu putus asa. Karena kabar baiknya ada juga jalan yang tersedia untuk melenyapkan Dukkha.

Pemahaman lebih lanjut tentang Dukkha, kemudian terjabar dalam Empat Kebenaran Mulia, yakni; Tentang Dukkha, Sebab Dukkha, Lenyapnya Dukkha, dan Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha. 

Dalam Dhammacakkapavattana Sutta (Khotbah Pemutaran Roda Dhamma), Sang Buddha mengajarkan kita untuk menghindari dua ekstrim yaitu; 1) Hidup berfoya-foya dan 2) Hidup menyiksa diri.

Kita harus mengambil Jalan Tengah atau Majjhima Patipada.

Sang Buddha menjelaskan bahwa Sebab Dukkha adalah keinginan yang tiada habisnya, yang dalam bahasa Pali disebut Tanha.

Karena hidup ini sudah susah, janganlah dibuat semakin susah.

Jangan memiliki nafsu keinginan yang tiada habisnya. Ataupun sebaliknya, jangan larut dalam kesedihan yang tiada berkesudahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun