Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agama dan Sepak Bola

13 Juni 2018   23:39 Diperbarui: 14 Juni 2018   08:50 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepakbola membuat adrenalin bergelora. Sepakbola melahirkan rasa senang luar biasa tapi juga kesedihan yang mendalam jika tim  kesayangan kalah.

Sepakbola melahirkan rasa bangga yang sulit didefinisikan. Sepakbola adalah identitas. Penganut agama sepak bola mengidentifikasikan dirinya dengan tim kesayangannya. Kemenangan tim adalah kemenangan penganutnya, kekalahan tim adalah kekalahan penganutnya juga.

Sebuah hymne yang dinyanyikan dengan suara koor bergemuruh adalah "You'll never walk a lone". Tim tidak akan pernah berjalan sendiri. Walaupun kalah bahkan terdegradasi sekalipun penganutnya akan bersama-sama dengan tim. Sungguh suatu pengabdian dan kesetiaan yang luar biasa.

Radikalismus Sepak Bola

Agama konvensional sering ditafsir dan dihayati secara berlebihan. Sehingga mengakibatkan fanatismus. Fanatismus itu memandang bahwa agamanya yang paling benar dan yang lain adalah keliru atau palsu.

Fanatismus melahirkan radikalismus. Radikalismus mengakibatkan kekerasan, terorismus dan peperangan tanpa ujung.

Lihat saja sejarah perang antar agama. Perang salib antara Muslim Kristen. Perang 30 tahun antara Katolik dan Protestan di Eropa, Perang saudara di Timur Tengah yang berlandaskan agama terus berkobar sampai saat ini.

Sepakbola juga demikian. fanatismus pada tim  kesayangan atau tim nasional telah berakibat fatal dalam sejarah sepak bola. Kita kenal Hooligan di Inggris, Tifosi di Italia dan kelompok Ultra.

Penganut agama sepak bola  fanatik ini sering bikin kekacauan baik didalam stadion maupun diluar stadion. Kita ingat tragedi Heysel di Belgia yang menelan korban 39 nyawa melayang dan 600 orang luka-luka. Tragedi Hillsborough pada tahun 1989 yang menelan korban jiwa hampir 100 orang dan hampir 1000 luka-luka.

Di Eropa kelompok fanatismus ini telah dikenal interpol. Nama-nama mereka sudah berada dalam catatan polisi. Mereka tidak boleh masuk stadion dan gerak-gerik mereka diawasi. Persis seperti terorismus dimata Densus 88.

Penganut agama sepak bola yang fanatik akan sangat destruktive, karena itu mereka sangat berbahaya. Mereka bisa menjadi sangat brutal dan sulit dikendalikan. Penganut agama sepak bola yang fanatik sebenarnya adalah sebuah penyakit. Di Eropa ada klinik khusus yang memberi terapi kepada penganut fanatik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun