Mohon tunggu...
grover rondonuwu
grover rondonuwu Mohon Tunggu... Buruh - Aku suka menelusuri hal-hal yang tersembunyi

pria

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kekuatan Perlawanan Tanpa Kekerasan

4 April 2018   06:56 Diperbarui: 20 April 2018   18:16 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.theodysseyonline.com

Hari ini genap 50 tahun Martin Luther King dibunuh. Dia ditembak oleh seorang kulit putih rasis, pada tanggal 4 April 1968 saat dia berdiri diatas balkon lantai 2 Lorraine Motel di Memphis, Amerika Serikat.

Marthin Luther King adalah seorang pendeta Gereja Babtis yang berjuang untuk pembebasan orang-orang kulit hitam dari diskriminasi dan penindasan yang dilegitimasi oleh undang-undang.

Injil bagi Pdt Marthin Luther King, bukan hanya kabar tentang pembebasan yang akan diterima oleh orang-orang percaya disurga nanti. Injil adalah kabar sukacita tentang pembebasaan orang-orang tertindas maupun orang-orang penindas, saat ini dan disini, dibumi ini.

Pdt Martin Luther King bukan hanya berjuang bagi pembebasan warga kulit hitam yang ditindas. Dia juga berjuang bagi pembebasan para penindas. Menurutnya penindas juga adalah orang-orang yang terbelenggu.

"Lawan tidak harus dihancurkan. Mereka harus diyakinkan". Demikian keyakinan pendeta King sampai akhir hidupnya. Karena itu dia menolak cara-cara kekerasan sebagai alat mencapai tujuan. Menurutnya pertentangan tanpa kekerasan adalah jalan yang paling rational. Perlawanan dengan tanpa kekerasan adalah praksis cinta kasih yang diajarkan Yesus.

Pdt King bersama keluarganya hidup terus menerus dari ancaman orang-orang kulit putih rasialis. Dia juga dimusuhi oleh orang-orang kulit hitam yang menentang cara-cara damai yang ditempuhnya.

Ketika pendeta King dalam penjara di Georgia, dia menulis surat kepada orang-orang kulit putih rasialis yang memusuhinya. Begini bunyinya:

"Lakukanlah  pada kami sesuai kehendak kalian. Kami akan tetap mengasihi kalian. Lemparkanlah bom-bom kerumah kami, ancamlah anak-anak kami, kami akan tetap mengasihi kalian.

Kirimlah kaki tangan kalian kerumah-rumah kami ditengah malam, pukul kami sampai mati, kami akan tetap mengasihi.

Suatu waktu kami akan bebas. Tapi kebebasan itu tidak kami rebut untuk kami sendiri. Melainkan untuk kalian juga. Sebab kemenangan kami akan menjadi kemenangan kalian juga".

Semangat pasifis Martin Luther King bukanlah suatu kelemahan, melainkan suatu kekuatan yang dasyat, yang tidak terbendungi. Menurutnya, tekanan moral bisa lebih bertenaga dari pada pentung dan senjata. Sikap tanpa kekerasan adalah kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun