Mohon tunggu...
Grishelda The
Grishelda The Mohon Tunggu... Lainnya - .

hayu baca yuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketika Kebenaran Dibungkam

7 Maret 2022   12:43 Diperbarui: 7 Maret 2022   12:45 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.behance.net

Cultural Studies merupakan kajian sosial yang menciptakan karya analisis kultural yang berfokus pada berbagai isu-isu seperti isu kapitalisme, praktek budaya massa, subkultur, dan media. 

Dalam teori ini memiliki dua asumsi. Pertama, pemaknaan teks atau praktik kultural dapat dipahami melalui analisis dari aktivitas produksi, konsumsi teks, dan praktik budaya. Kedua, marxisme mengidentifikasi  masyarakat  industri kapitalis sebagai suatu kelompok yang tidak seimbang, baik itu berkaitan tentang etnis, jenis kelamin, garis keturunan, serta kelas sosial dalam masyarakat (Storey, 1996). 

Kajian budaya dalam cultural studies ini lebih diinterpretasikan secara politis dibandingkan estetis dan dilihat sebagai proses produksi dan reproduksi hubungan sosial dalam praktik kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, cultural studies menekankan pada penciptaan budaya pop (produksi) yang biasanya mampu digunakan untuk menentang pemahaman yang lebih dominan.

Benedict Richard O'Gorman Anderson merupakan sejarawan dan pakar politik dunia (Tempo.co, 2015). Beliau dikenal melalui karyanya yang berjudul "Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism" yang membicarakan mengenai nasionalisme kepada mahasiswa di seluruh dunia serta ilmunya mengenai Indonesia yang berisikan kajian tentang Indonesia dan menjadi rujukan bagi beberapa peneliti lainnya. 

"The Cornell Paper" menjadi karya yang berisikan analisis mengenai G30S PKI dan membicarakan teori mengenai permasalahan internal antara angkatan darat dengan Partai Komunis Indonesia dan Presiden Soekarno yang tidak terlibat secara langsung dalam gerakan kudeta. 

Teori ini biasa disebut sebagai teori "masalah internal militer". Anderson bersama dengan rekannya, McVey mencoba untuk mengumpulkan dokumen dan informasi yang akan menjadi bukti kuat dalam menyatakan bahwa gerakan kudeta menjadi masalah internal pada tentara angkatan darat yang memiliki tujuan untuk mengalihkan sebagian jenderal yang pada saat itu diduga bekerja sama dengan Central Intelligence Agency (CIA). 

Teori yang dipaparkan menjadi teori yang didukung oleh pemerintah Indonesia dan menyatakan bahwa PKI menjadi dalang dari gerakan kudeta tersebut.

Oleh karena teori yang dibentuk oleh Benedict Anderson membuat pemerintahan pada masa Orde Baru membenci Anderson karena penelitian yang dilakukan oleh beliau didasari oleh dokumen mahkamah militer dan arsip berita yang dinilai bersifat kredibel sehingga publikasi Cornell Paper yang awalnya dirahasiakan menjadi bocor dan mengakibatkan dilarangnya penerimaan data tambahan kepada pemerintah. Maka dari itu, kesimpulan atau interpretasi yang disajikan di dalam paper tersebut tidak pernah berubah.

Berdasarkan karya "The Cornell Paper" dan keterkaitannya dengan teori cultural studies yaitu bagaimana teori ini memiliki bidang kajian yang beragam akan wacana dan diskursus, dimana proses sosial yang secara menyeluruh berasal dari interaksi sosial yang didalamnya teks menjadi bagian dari proses tersebut. 

Dalam teori cultural studies berhubungan dengan sistem klasifikasi atau institusi yang didalamnya terdapat kebiasaan, nilai-nilai, atau kepercayaan yang berupaya untuk meningkatkan daya pikir agen sosial dalam menggunakan kekuasaan dan budaya untuk menuju perubahan di dalam masyarakat (Cahyo, 2014: 24), hal ini berkaitan dengan teori dari internal militer yang tidak dapat dipungkiri bahwa konflik yang terjadi berasal dari bagian internal tentara yang mana gerakan kudeta tersebut berasal dari inisiatif para generasi muda dalam militer yang merasa tidak puas dengan kondisi yang terjadi pada saat itu sehingga para anggota militer merasakan kesulitan dalam mendapatkan kesempatan untuk meraih pangkat yang lebih tinggi serta ditujukan bagi para jenderal yang melakukan praktik korupsi dan gaya hidup yang semakin merosot (dekaden).   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun