Di tengah-tengah padatnya rutinitas rumah tangga, siapa sangka ibu-ibu PKK RW 009 di Cibitung bisa menghadirkan solusi sederhana namun bermakna untuk lingkungan? Pada tanggal 21 April 2025, mereka mengikuti sebuah workshop edukatif yang membahas tentang pengelolaan minyak jelantah, limbah rumah tangga yang sering kali dianggap sepele, tapi punya dampak besar jika dibuang sembarangan.Â
Minyak goreng bekas atau yang dikenal sebagai minyak jelantah selama ini dianggap sebagai limbah rumah tangga biasa. Namun siapa sangka, limbah ini menyimpan potensi luar biasa untuk diolah menjadi produk bermanfaat seperti biodiesel, sabun, dan lilin aromaterapi (Kementerian ESDM, 2024). Melalui kampanye "Bijak Pakai Bijak Olah," CommStride komunitas mahasiswa Ilmu Komunikasi dari President University mengajak ibu-ibu PKK Perum Villa Mutiara Jaya II, RW 009, Wanajaya, Cibitung, untuk melihat peluang tersebut secara nyata.Â
Bersama mitra Jelantah4Change  kegiatan ini menghadirkan workshop edukatif dan praktek langsung pembuatan lilin dari minyak jelantah. Kegiatan ini berlangsung interaktif dan penuh semangat, membuktikan bahwa edukasi lingkungan dapat dikemas secara kreatif dan aplikatif. Menurut data, 1 liter minyak jelantah yang dibuang sembarangan bisa mencemari hingga 1.000 liter air bersih (Tempo.co, 2023). Padahal, di Indonesia, konsumsi minyak goreng rumah tangga mencapai lebih dari 13 juta kiloliter per tahun (BPS, 2023). Tanpa pengelolaan yang tepat, ini menjadi ancaman serius bagi ekosistem.Â
"Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa pengolahan minyak jelantah bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga peluang ekonomi kreatif," ujar perwakilan tim CommStride. "Ibu-ibu di RW 009 sangat antusias, bahkan banyak yang sudah tau dan aware mengenai hal ini."
Acara ini merupakan kelanjutan dari kampanye "Bijak Pakai Bijak Olah" yang telah menyasar pelajar SMA dan kini memperluas dampaknya ke komunitas ibu rumah tangga. Dari isu sampah plastik hingga pengelolaan minyak jelantah, kampanye ini mengajak masyarakat untuk berani memulai langkah kecil dengan dampak besar.
Di tengah peringatan Hari Kartini, semangat para perempuan di Cibitung menjadi simbol bahwa emansipasi perempuan modern juga berarti aktif menjaga lingkungan. Dari dapur rumah menuju masa depan yang lebih hijau, ibu-ibu RW 009 telah menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai hari ini.